BANDUNG (SI) – Hujan deras disertai angin kencang di kawasan timur Kabupaten Bandung sejak pukul 14.30 WIB hingga 15.30 WIB kemarin membuat Kecamatan Rancaekek,Kabupaten Bandung, dilanda banjir bandang.
Curah hujan yang sangat tinggi membuat sungai yang melintas di kecamatan yang berbatasan dengan Kabupaten Sumedang ini tak mampu lagi menahan luapan air. Akibatnya, tanggul Babakan Rawa di Kampung Bojongmala, RW 07, Desa Rancaekek Kulon, yang diilintasi Sungai Cikijing,jebol sepanjang enam meter sekitar pukul 19.45 WIB tadi malam. Sedikitnya 40 kepala keluarga (KK) di kampung yang berbatasan dengan Kecamatan Cileunyi itu dievakuasi lantaran rumah mereka terendam air dengan ketinggian 50-80 cm. ”Titik terdalam mencapai 1,2 meter, terjadi pada pukul 19.45 WIB,” kata Yadi Rochmat, Pelaksana Humas Kantor Kecamatan Rancaekek kepada wartawan.
Banjir bandang ini juga menyebabkan arus lalu lintas di Jalan Raya Rancaekek-Majalaya lumpuh. Hingga berita ini diturunkan tadi malam, jalur masih terputus. Semua kendaraan baik sepeda motor maupun mobil lebih memilih jalur alternatif di Jalan Talun,Desa Bojongloa,Kecamatan Rancaekek. Sementara itu, Jalan Raya Bandung-Garut tepatnya di depan pabrik PT Vonex yang berlokasi di Desa Linggar,Rancaekek, juga terendam hingga ketinggian 70 cm dan menimbulkan. kemacetan. ”Sempat terjadi macet total sekitar pukul 16.00 WIB.Tapi malam ini (tadi malam) berangsur lancar kembali seiring menyurutnya banjir di Jalan Raya Bandung- Garut,”jelas Yadi.
Menurut dia, bisa Sungai Cikeruh, Cikijing, dan Cimande meluap,banjir Rancaekek akan semakin luas.Cakupan banjir luapan Cikeruh merendam Desa Rancaekek Kulon terdiri atas 8 RW dengan 700 KK. Begitu juga Desa Rancaekek Wetan terendam 10 RW dengan 70 KK, termasuk Desa Bojongloa dengan 7 RW, 120 KK. Sementara luapan Sungai Cikijing merendam Desa Jelegong dengan 77 KK dan 100 hektare sawah. Sedangkan luapan Sungai Cimande merendam Desa Sukamulya RW 5,6,7 dengan 460KK; Desa Linggar yang terdiri atas Kampung Kalapa Dua, Kampung Cikijing, Kampung Warungcina, dan Kampung Depok dengan 300 KK. Tatang Samsuddin, 55, warga Desa Jelegong, mengatakan, banjir sebelumnya baru saja surut pada Sabtu (27/3) lalu.
Menurut Tatang, jalan alternatif Talun kerap macet total bila banjir terjadi karena hanya jalan di Desa Jelegong itulah satu-satunya jalur alternatif menuju Kecamatan Majalaya. Air yang merendam jalur Rancaekek-Majalaya diperkirakan surut dini hari tadi.
Banjir Karawang
Meskipun air yang merendam ribuan rumah di Kabupaten Karawang mulai surut,sebagian masyarakat pengungsi kemarin masih bertahan di tenda-tenda penampungan. Pasalnya, kondisi rumah mereka belum layak huni dan semua perabotan rumah tangga tidak layak pakai. Berdasarkan pantauan Seputar Indonesia kemarin, di sepanjang jalan Interchange Karawang, kemarin tersisa tenda dan dapur umum yang didirikan Kodim 0604/Karawang dan posko kesehatan.
Pengungsi juga tampak berkurang di penampungan Rusunawa Karawang, di Kelurahan Adiarsa Barat, Kecamatan Karawang Barat, Masjid Al Jihad, dan Kantor Inspektorat. Sebagian dari mereka memutuskan pulang untuk membersihkan rumah yang kotor oleh lumpur dan sampah. “Kami pilih perabotan yang masih layak pakai, sisanya kami buang,” kata Asep Atta, warga Perumahan Karawang Barat Indah. Meski sudah kembali ke rumah, Asep mengaku tetap akan tidur di pengungsian karena aliran listrik dan kebutuhan air bersih belum normal. “Rumah-rumah kami juga bau sekali,”katanya. Sementara itu, di Perumahan Bintang Alam, Desa Telukjambe, Kecamatan Telukjambe Timur, rumah-rumah yang sudah tidak tergenang air hanya di RW 11. Sedangkan rumah-rumah di RW 12 yang dekat dengan bantaran sungai masih tergenang sekitar 50 cm.
Cikao Bandung
Sementara itu, banjir yang menerjang Desa Cikao Bandung, Kecamatan Jatiluhur,Kabupaten Purwakarta, juga mulai surut. Ketinggian air sepanjang pagi hingga siang kemarin turun menjadi 1 meter, dibanding hari sebelumnya 2,5 meter.Kondisi ini membuat warga di desa yang berada tepat di bawah Waduk Jatiluhur ini pun sedikit lega. Meski begitu,Kepala Desa Cikao Bandung Saepul Hidayat memperkirakan, surutnya banjir tidak akan berlangsung lama, sebelum hujan di hulu Sungai Citarum berhenti.Turunnya debit air pun,kata dia,lantaran selama dua hari terakhir hujan turun tidak begitu lebat.
“Beberapa warga sudah mulai membersihkan lumpur di rumah masing-masing.Tapi untuk pemukiman yang berada di tengah desa, masih harus menunggu sampai airnya benar-benar surut,” ujar Saepul. Siang kemarin, puluhan mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Purwakarta (Unpur) menyerahkan bantuan berupa beras, mi instan, air mineral, pembalut wanita, serta obat-obatan ke lokasi banjir.
Seorang mahasiswa, Kiki Rizkiana, menjelaskan, bantuan tersebut adalah hasil penggalangan dana di jalan-jalan utama selama dua pekan terakhir. (iwa ahmad sugriwa/ raden bagja mulyana/ asep supiandi)
Post Date : 29 Maret 2010
|