Tangerang Terancam Krisis Air Bersih

Sumber:Koran Tempo - 22 Mei 2008
Kategori:Air Minum

TANGERANG -- Pasokan air bersih di wilayah Kabupaten Tangerang diperkirakan habis dalam 12 tahun ke depan. Penggunaan air bawah tanah dan air permukaan yang tidak terkendali oleh pelaku industri menjadi salah satu penyebab kian berkurangnya pasokan air. "Pada pertengahan 2020, Tangerang sudah kesulitan air," ujar Ujang Sudiartono, Kepala Seksi Air Bersih Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tangerang, kemarin.

Saat ini, kata Ujang, kondisi air tanah di Kabupaten Tangerang sudah tidak mencukupi kebutuhan masyarakat akan air bersih. Ini disebabkan kuantitas air tanah terbatas. Bahkan di Tangerang Tengah yang meliputi Balaraja, Cikupa, Jayanti, dan Tigaraksa, dan Tangerang Utara seperti Kosambi, Teluk Naga, Mauk, Sepatan, dan Pakuaji, cadangan air bawah tanah terus menipis karena intrusi air laut dan lapisan bebatuan sudah tak bisa lagi menyerap air dengan baik.

Secara geologis, Ujang menjelaskan, wilayah Tangerang dilapisi endapan bebatuan jenis auvial yang terdiri dari lapisan batu kerikil, kerakal, pasir, dan lempung. "Ciri lapisan auvial tidak bisa menyimpan air tapi meloloskan air," kata Ujang. Akibatnya, tak semua wilayah Tangerang kualitas air tanahnya masih baik. "Sisanya air terasa asin," ujarnya.

Selain penggunaan air bawah tanah yang tidak terkendali, penggunaan air permukaan yang dikelola Perusahaan Daerah Air Minum Tangerang belum maksimal. Layanan PDAM belum bisa mencakup semua kebutuhan masyarakat. Dari 3,4 juta jiwa masyarakat Kabupaten Tangerang, baru 1,1 persen yang terlayani PDAM.

Berdasarkan data dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tangerang, hanya 20 persen penduduk Kabupaten Tangerang yang bisa menikmati air bersih dan sehat. Sebanyak 1,1 persen menggunakan air dari PDAM, sisanya menggunakan air sumur bor atau sumur pantek.

Kepala Bidang Penyehatan Lingkungan pada Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tangerang, Mohammad Yannis, mengatakan, jaringan perusahaan air minum daerah belum bisa menjangkau seluruh wilayah, khususnya wilayah pelosok. Kualitas air sumur, kata dia, menurun lantaran kondisi lingkungan dan tanah sudah tidak stabil. JONIANSYAH



Post Date : 22 Mei 2008