Tangerang Kota Besar Terkotor

Sumber:Koran Tempo - 07 Juni 2007
Kategori:Sampah Luar Jakarta
JAKARTA -- Kabupaten Tangerang meraih predikat kota besar terkotor se-Indonesia dalam penilaian program Adipura 2007. Salah satu kabupaten di Provinsi Banten ini menjadi satu-satunya kota besar di Indonesia yang memperoleh peringkat nilai "jelek", yakni 53,52. Sementara itu, Kota Tangerang hanya berada dalam posisi kedua terbawah sebagai kota metropolitan terkotor dengan kategori nilai "cukup", yaitu 64,44.

Menteri Lingkungan Hidup Rachmat Witoelar menyatakan penilaian ini diberikan berdasarkan sejumlah indikator, di antaranya kondisi jalan kota, pasar, terminal, dan jumlah taman kota. "Indikator ini menunjukkan keadaan lingkungan kota tersebut," katanya di Jakarta kemarin.

Menurut Rachmat, pemantauan terhadap kota-kota ini dilakukan tiga kali dalam setahun, yang dilaksanakan dalam tiga periode, yakni Agustus-September, Januari-Februari, dan April-Mei.

Satu peringkat di atas Kabupaten Tangerang, predikat kota kotor dengan kategori cukup, diraih oleh Banjarmasin (62,62), Bogor (63,32), Bandar Lampung (65,52), Samarinda (65,31), dan Surakarta (68,52).

Adapun predikat kota metropolitan terkotor diraih oleh Kota Bekasi dengan kategori cukup (63,78). Nilai ini meningkat dibanding tahun lalu yang menduduki peringkat jelek. Selain itu, kota metropolitan yang masuk kategori kotor adalah Kota Tangerang (64,44), Bandung (64,69), Depok (65,06), dan Makassar (67,56).

Deputi Pengendalian Pencemaran Lingkungan Mohammad Gempur Adnan mengatakan skala penilaian terbagi atas empat kategori, yakni buruk 30-50, jelek 50-60, cukup 60-70, baik 71-85, dan sangat baik 85-90. "Sedangkan yang di bawah 30 tidak kami nilai," katanya.

Tahun ini 382 kota di seluruh Indonesia menjadi peserta program Adipura. Sebanyak 84 kota di antaranya berhasil meraih penghargaan sebagai kota tebersih dan mampu memelihara sarana perkotaan. Peserta terbagi atas empat kategori, yaitu kota metropolitan, kota besar, kota sedang, dan kota kecil.

Menanggapi hal ini, juru bicara Pemerintah Kota Tangerang, Saeful Rohman, menyatakan pemberian Adipura tidak dilihat dari menang atau kalahnya, tapi dari banyaknya upaya pemerintah dalam menata kota, mulai kebersihan lingkungan, penataan saluran air, pasar, dan jalan lingkungan.

Menurut dia, Tangerang telah melakukan upaya tersebut. Tapi semua rusak karena, pada Februari lalu, Tangerang dilanda banjir sehingga banyak infrastruktur dan fasilitas yang rusak. "Nah, saat itulah penilaian tahap II dilakukan," ujarnya.

Nur Afifah, warga Ciledug, menyatakan Tangerang pantas mendapatkan predikat ini. Menurut dia, sampah bertebaran di mana-mana, yang terbukti dengan tersumbatnya saluran air. "Sehingga ketika hujan, kerap kali banjir," ucapnya. NININ DAMAYANTI | JONIANSYAH



Post Date : 07 Juni 2007