|
Tangerang, Kompas - Pemerintah Kota Tangerang menjajaki pembangunan pembangkit listrik tenaga sampah yang direncanakan dibangun di Tempat Pembuangan Akhir Sampah Rawa Kucing, Tangerang. Proyek ini diperkirakan menghabiskan dana sekitar 125 juta dollar AS dengan sumber pembiayaan utama berasal dari sebuah konsorsium Australia. "Pemerintah kota melakukan tahapan penjajakan untuk pembangunan sebuah PLTS. Namun belum ada kesepakatan pasti mengenai hal ini. Hari Senin (19/1), ada dua wakil investor sekaligus konsultan dari sebuah perusahaan Australia yang melakukan pemaparan tentang rencana operasional pembuatan PLTS di depan Wali Kota dan petinggi Pemerintah Kota Tangerang," kata H Istiarso Soerjo, Asisten Pengendalian Sekretariat Daerah Kota Tangerang, hari Jumat (23/1) di ruang kerjanya di Tangerang. Menurut dia, rencana proyek yang bahkan belum diketahui para kepala dinas di jajaran Pemerintah Kota Tangerang merupakan tawaran dari sebuah konsorsium Australia. Dari anggaran pembangunan yang sedianya menghabiskan investasi 125 juta dollar AS ini, sebanyak 120 juta dollar AS di antaranya disediakan sebuah konsorsium Australia. Sisanya, 5 juta dollar AS, merupakan dana swasta Indonesia. "Konsorsium Australia ini bukan saja menawarkan pembangunan PLTS di Tangerang, namun juga menawarkan pembangunan PLTS di beberapa kabupaten di Provinsi Bali," kata Istiarso. Sepengetahuan dia, pembangunan PLTS di dunia baru dilakukan di Kamboja. PLTS itu direncanakan dibangun di atas lahan seluas empat hektar. Suatu besaran lahan yang sesungguhnya dapat disediakan oleh TPA Rawa Kucing yang terletak di atas lahan seluas delapan hektar, meski hanya dua hektar di antaranya dimiliki Pemkot Tangerang. Akan tetapi, beberapa pihak menyatakan, bila proyek ini tetap dibangun di TPA Rawa Kucing, berarti akan ada perubahan rencana dalam relokasi TPA karena sesungguhnya pemkot telah merencanakan akan merelokasi TPA ke TPA baru di kawasan Jatiwaringin, Kecamatan Mauk, Kabupaten Tangerang. Ketua Forum Kajian Lingkungan Perkotaan Tangerang Karya Er Sada, yang merupakan pemerhati lingkungan hidup Tangerang dan telah lama menyoroti persoalan TPA Rawa Kucing, menyatakan mendukung rencana pembangunan PLTS sebagai alternatif pengelolaan sampah. "Saya mendukung pembangunan PLTS dengan syarat khusus adanya uji kelayakan, amdal maupun partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan PLTS tersebut," kata Karya. Menurut dia, rencana apa pun dalam pengelolaan sampah di Kota Tangerang patut dilaksanakan. Hanya saja, ia bersama rekan-rekan pemerhati lingkungan hidup lainnya akan mengawasi jalannya proyek itu. Berdasarkan diagram proses yang diberikan konsorsium Australia itu, PLTS tersebut direncanakan akan menggunakan bahan baku dasar air Sungai Cisadane. Sementara itu, sebagai bahan utama pembakaran digunakan sampah-sampah dengan konsumsi harian sebesar 960 ton per hari. Post Date : 24 Januari 2004 |