Tangerang Akan Butuh 5.000 Ton Sampah

Sumber:Koran Tempo - 10 Oktober 2011
Kategori:Sampah Luar Jakarta

TANGERANG - Pemerintah Kabupaten Tangerang tengah menjajaki kerja sama dengan PT ARAXX dari Jepang untuk membangun sistem pengolahan sampah di tempat pembuangan sampah terpadu (TPST) Jatiwaringin, Mauk. Pekan lalu, satu tim diberangkatkan untuk melihat teknologi pengolahan sampah di sana. "Investor dari Jepang sangat serius untuk bekerja sama," kata Kepala Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman Kabupaten Tangerang Agus Suryana kemarin.

Menurut Agus, teknologi yang diterapkan berbentuk incinerator (pembakaran). Sistem pembakaran sebenarnya tidak direkomendasikan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengolahan Sampah. Sebab, teknologi ini mengakibatkan polusi udara. "Namun incinerator yang ini sama sekali tidak mengeluarkan asap," ujarnya. "Asap langsung masuk turbin untuk dijadikan listrik tenaga uap."

Untuk kerja sama ini, Agus menuturkan, investor mengajukan tiga syarat, yaitu menyediakan lahan seluas 100 hektare, proses perizinan dipermudah, dan sampah yang masuk TPST setiap hari minimal 5.000 ton. Menurut Agus, syarat ketiga sulit dipenuhi karena produksi sampah Kabupaten Tangerang per harinya hanya 200 ton. "Kami butuh sampah dari kawasan Jabodetabek," ucapnya.

Untuk itu, Pemerintah Kabupaten Tangerang membuka diri agar sampah dari Jabodetabek masuk ke TPST Jatiwaringin. "Tentunya Jakarta yang menjadi sasaran utama karena volume sampahnya mencapai 3.500 ton," Agus mengungkapkan.

Menanggapi tawaran Kabupaten Tangerang tersebut, Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta Eko Bharuna mengatakan dirinya belum bisa menanggapi. "Karena belum ada permintaan resmi dari Kabupaten Tangerang." Kalaupun ada, menurut Eko, harus memikirkan berbagai skenario yang mungkin muncul. "Apalagi saat ini kami tengah mengupayakan pengolahan sampah dalam kota." JONIANSYAH | AMANDRA MUSTIKA MEGARANI



Post Date : 10 Oktober 2011