NGAWI, KOMPAS - Sebagian sawah di empat desa di dua kecamatan di Kabupaten Ngawi terancam kekurangan air. Areal persawahan ini tidak terjangkau oleh sumur-sumur pompa di areal pertanian akibat mengecilnya debit air di sumur-sumur pompa tersebut.
Berdasarkan data Dinas Tanaman Pangan Kabupaten Ngawi, Rabu (7/10), areal pertanian yang terancam kekurangan air itu berada di Desa Klitik dan Kasreman di Kecamatan Geneng serta Desa Paron dan Dawu di Kecamatan Paron.
Menurut petugas di Bagian Hama dan Penyakit Tanaman dan Bencana Alam Dinas Tanaman Pangan Kabupaten Ngawi Edy Suwarno, usia tanaman padi di keempat desa itu masih berkisar antara 60-70 hari atau butuh sekitar satu bulan lagi sampai tiba masa panen.
"Tanaman-tanaman padi itu masih membutuhkan banyak air, tetapi sudah tidak ada air di saluran irigasi. Sementara air dari sumur pompa di sawah tidak sampai ke areal tanaman padi," tuturnya. Oleh karena itu, jika dalam waktu dekat hujan tidak turun di wilayah itu, tanaman-tanaman padi tersebut bisa mati.
Areal pertanian seluas sekitar 50 hektar di empat desa di Kecamatan Sine juga terancam mati karena kekurangan air. Namun, hujan sudah turun di Kecamatan Widodaren dan Sine dua hari terakhir. "Sebelumnya petani sudah khawatir karena kalau dalam minggu ini tidak ada hujan, tanaman padi dipastikan akan mati," kata Edy.
Sementara itu, areal pertanian di empat kecamatan lain yang lokasinya berada di sebelah timur Kabupaten Ngawi, yaitu Kecamatan Padas, Bringin, Karangjati, dan Pangkur, tidak kekurangan air selama masa tanam musim kemarau ini. Pasalnya, areal pertanian mendapatkan pasokan air dari Waduk Pondok dan Sangiran.
"Sebelum masa tanam musim kemarau, kondisi air di dua waduk itu penuh. Minggu ini merupakan penggelontoran terakhir air waduk karena sudah tidak ada lagi air di sana. Namun hal itu bersamaan dengan musim panen sehingga tidak ada sawah kekurangan air," ujar Kepala Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Kabupaten Ngawi Maryono.
Kesulitan air bersih
Sementara itu, daerah yang mengalami kesulitan air bersih di Kabupaten Madiun bertambah. Jika sebelumnya hanya Desa Jatirejo dan Desa Sidomulyo di Kecamatan Wonoasri yang kesulitan air bersih, kini warga Desa Plumpungrejo, Wonoasri, pun dilaporkan mulai kesulitan air bersih.
"Sejumlah sumur warga sudah tidak ada airnya sehingga warga harus mencari ke sumur warga lain yang masih ada atau mengambil air di sumur pompa dalam yang biasa digunakan untuk mengairi pertanian," kata Dinah, warga Plumpungrejo.
Sama seperti di Jatirejo dan Sidomulyo, mengeringnya sumur-sumur warga ini juga disebabkan eksploitasi air permukaan oleh sumur-sumur pompa dangkal di areal pertanian yang airnya digunakan mengairi lahan pertanian. (APA)
Post Date : 08 Oktober 2009
|