|
CIAMIS, (PR).- Seluas 4.430 ha tanaman padi siap panen di Kabupaten Ciamis, mengalami kerusakan akibat terendam banjir di bulan Januari hingga awal Februari 2005 ini. Dari total kerusakan itu, 2.340 ha di antaranya puso atau gagal panen. Sementara, 2.090 ha sisanya masih dimungkinkan bisa dipanen, namun hasilnya tidak maksimal. Hal itu dikemukakan Ir. Lukman Suryadarma Kepala Dinas Pertanian Pemkab Ciamis, Rabu (16/2), saat panen perdana jagung di Kec. Tambaksari Ciamis. Menurut Lukman, daerah pertanian sawah yang banyak mengalami kerusakan atau puso ini antara lain Kecamatan Purwodadi, Padaherang, Kalipucang, Banjarsari, Mangunjaya, dan sebagian di Lakbok. Dengan musibah ini, kata Lukman, petani mengalami banyak kerugian. Untuk itu pihaknya akan memberikan bantuan benih 12.500 kg, dan sebagian di antaranya sudah direalisasikan. Dengan harapan, petani bisa kembali mengolah lahan mereka dan menanam padi atau mengganti dengan benih baru. Di lapangan sendiri, jelasnya, sebagian petani sudah mengganti tanaman padi yang puso dengan bibit baru. Sementara itu, Bupati Ciamis Engkon Komara, kemarin memulai panen perdana jagung di daerah Tambaksari. Panen jagung di lahan seluas 502 ha itu, dinilai cukup menggembirakan, karena telah memberikan nilai tambah untuk penghasilan 2.800 petani di Tambaksari. Apalagi, daerah itu akan dijadikan sentra agrobisnis untuk membuka lapangan pekerjaan lebih luas lagi. Bupati juga memberikan 20 ekor sapi untuk tambahan peternakan sapi di daerah Tambaksari. Menurut Engkon Komara, pada awalnya pesimis dengan pengembangan jagung di daerah itu tiga bulan yang lalu. Namun, begitu melihat hasilnya sekarang, ia sangat bangga, karena apa yang dilakukannya tidak sia-sia. Jagung yang dihasilkan ini langsung ditampung oleh mitra untuk dijadikan pakan ternak ayam. Lalu harga jagungnya juga dijamin, sehingga petani tidak mengalami kerugian. Pinjaman langsung Realisasi tanaman jagung di Ciamis tahun ini seluas 2.854 ha, yang sudah dipanen 519 ha dengan produksi 2.897 ton atau rata-rata 5,58 ton/ha. Tanaman jagung ini selain terkonsentrasi di Tambaksari, juga di Cigugur, Rancah, Jatinegara, Sukadana, Rajadesa, dan Panjalu. Pemerintah telah memberikan fasilitasi tanaman jagung di Tambaksari ini, dengan bantuan pinjaman langsung masyarakat Rp 360 juta. Selain itu memberikan dana talangan ke mitra untuk pembelian jagung dari masyarakat ini. Camat Tambaksari Sahlan mengaku sangat gembira dengan penanaman jagung ini. Bupati juga mengemukakan, saat ini kebutuhan jagung untuk Ciamis sebanyak 27 ribu ton/tahun. Hingga saat ini kebutuhan jagung itu masih banyak didatangkan dari luar, padahal petani di Ciamis bisa diberdayakan untuk pemenuhan permintaan pasar ini. Saat ini selain di daeah yang sudah ada, pengembangan pertanian penanaman jagung juga akan dikembangkan di Cihaurbeuti, Sindangkasih, Cikoneng, Ciamis dan Cijeungjing. Sedangkan petani yang ikut penanaman jagung Sunaryat dan Sarja meminta kepada pemerintah, agar pengembangan agrobisnis ini, jangan hanya hangat-hangat tadi ayam. "Karena petani ingin ada kesinambungan dengan kegiatan ini, dengan alasan memberikan keuntungan yang lumayan. Dapat Rp 2 juta untuk tiga bulan usaha jagung ini, bagi orang desa lumayan, makanya diharapkan program ini terus berkesinambungan," pintanya. (A-97) Post Date : 17 Februari 2005 |