|
SEMARANG- Pengelolaan sampah di permukiman akan diarahkan pada pembuatan pupuk kompos. Karena itu, Pemkot berniat meminjamkan tanah eks bengkok pada karang taruna di kelurahan yang berdekatan dengan lahan milik pemerintah tersebut. ''Kalau pengelolaan sampah di Kelurahan Muktiharjo Kidul ini berhasil, Pemkot juga akan meminjamkan lahan ke kelurahan-kelurahan lain. Nanti biar karang tarunanya studi banding ke sini,'' ujar Wali Kota Sukawi Sutarip usai Sosialisasi Mobil Pintar dan Peresmian Posyandu Mandiri Terpadu di RW 4 Kelurahan Muktiharjo Kidul, Kecamatan Pedurungan, belum lama ini. Pinjaman tanah tersebut, menurutnya bukan hal sulit. Sebab luas lahan yang digunakan tidak lebih dari 50 m2. Masa pinjaman sekitar lima tahun. Setelah mereka mapan, lahan tersebut akan dikembalikan lagi ke Pemkot. Dengan demikian, pemerintah merasa terbantu lantaran pembuangan sampah tidak perlu sampai ke tempat pembuangan akhir (TPA). ''Sebenarnya program ini sudah lama dicanangkan, tapi masyarakat belum pernah melaksanakan. Pembuangan sampah mulai harus dipilah, yakni plastik, logam, dan organik. Yang organik diolah menjadi kompos, yang plastik dan logam dijual ke pengepul. Bagi kelurahan yang berhasil mengurangi sampahnya, Pemkot menyediakan satu sepeda motor untuk karang taruna setiap tahun,'' ujar dia. Di sisi lain, Pemkot juga akan menyumbangkan bibit lele ke kelurahan. Untuk program perintisan di Muktiharjo Kidul pihaknya menyediakan 2.000 bibit dan sejumlah anak bebek. Ketua Tim Penggerak PKK Kota Ny Sinto Sukawi Sutarip menambahkan, program yang dikembangkan oleh ibu-ibu di kelurahan itu sebagai upaya menyelesaikan masalah sampah. Dia mencontohkan, dari pada sisa makanan tiap rumah dibuang, sebenarnya dapat digunakan untuk pakan ternak. Mekanisme Jelas Terpisah, anggota Komisi A DPRD Jateng Fris Dwi Yulianto mengatakan, secara prinsip program tersebut baik. Namun, Pemkot perlu menentukan mekanisme jelas sehingga tidak menimbulkan kontraproduktif. Pihaknya melihat perlunya keterlibatan Pemkot, sehingga tidak serta-merta diserahkan pada warga. ''Jangan sampai Pemkot menyerahkan begitu saja ke masyarakat. Tapi perlu ada keseriusan dengan konsep yang matang pula. Jadi masalah sampah bisa diselesaikan,'' ujar dia. Dia mengatakan, tidak semua kelurahan di Semarang memiliki tanah eks bengkok. Apalagi sejumlah tanah milik Pemkot sudah banyak yang disewakan ke warga untuk sawah. (H12-62) Post Date : 31 Mei 2006 |