|
Makassar, Kompas - Sejumlah tambak siap panen hancur ketika banjir melanda sejumlah wilayah di Kecamatan Mare dan Sibulue. Banjir itu antara lain disebabkan luapan Sungai Mare dan Lakukang. Banjir terjadi di sejumlah kecamatan di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, sejak tiga hari lalu. Air merendam rumah-rumah, tambak, dan tanaman yang siap panen. Banjir juga melanda sejumlah wilayah Kabupaten Wajo yang berbatasan dengan Bone. Menurut keterangan warga, Mei lalu juga terjadi banjir yang menyapu tambak-tambak siap panen. Banjir tiga hari terakhir antara lain terjadi di Kecamatan Ajangale, Cenrana, Dua BoccoE, Mare, dan Sibulue. Ketinggian air bervariasi, antara sebatas lutut hingga 1,5 meter. Sebagian warga terpaksa menggunakan perahu. Sementara banjir di wilayah Cenrana, Dua BoccoE, Ajangale, dan sekitarnya disebabkan luapan Sungai WalanaE dan Cenrana. Luapan Sungai WalanaE, termasuk Danau Tempe, menyebabkan banjir di sejumlah wilayah di Kabupaten Wajo. A Panarangi (62), warga sekaligus petambak di Desa Ujung Salangketo, Kecamatan Mare, mengatakan, setidaknya 25 hektar (ha) tambak miliknya hancur. "Waktu banjir 30 Mei tambak saya hancur semua. Saat itu sudah siap panen. Setelah itu saya perbaiki dan isi bibit lagi. Ternyata kini kembali disapu banjir. Dihitung-hitung, kerugian saya sekitar 30 juta rupiah," katanya. Panarangi berharap pemerintah memberi bantuan bibit dan alat-alat berat untuk memperbaiki tanggul-tanggul sawah dan empang yang rusak dan membuat lagi parit yang hancur. Pemadaman bergilir Sementara itu di Kalimantan, Manajer Umum PT PLN (Persero) Wilayah Kalsel dan Kalteng Ari Agus Salim menyampaikan jadwal pemadaman listrik bergilir di dua provinsi itu. Jadwal berlaku hingga akhir Juni dengan lama pemadaman hingga enam jam per hari. Pemadaman terjadi akibat terlambatnya pasokan batu bara dari empat perusahaan menyusul banjir di daerah Asam-Asam, Kecamatan Jorong. (REN/FUL) Post Date : 16 Juni 2007 |