|
Jakarta, Kompas - Kualitas air sungai di DKI Jakarta, termasuk Sungai Ciliwung, Sungai Krukut, dan Kalimalang (Tarum Barat) yang digunakan untuk air baku air minum, semakin menurun akibat pencemaran limbah domestik dan limbah industri. Beberapa parameter yang digunakan untuk mendeteksi kadar pencemaran, yaitu kadar BOD (biological oxygen demand), COD (chemical oxygen demand), minyak, lemak dan beberapa parameter lain, umumnya telah melampaui baku mutu yang ditetapkan. Air sungai sebagai bahan baku air bersih juga banyak tercemar bakteri Coli dan Fecal Coli yang ada dalam tinja manusia. Data dari Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) DKI menyebutkan, kualitas BOD dan COD air Sungai Ciliwung yang digunakan Perusahaan Air Minum (PAM) telah melampaui baku mutu (BM) yang ditetapkan. Hasil pemantauan kualitas air sungai yang dilakukan BPLHD DKI terhadap 65 titik pantau dari 13 sungai di DKI menyebutkan, BOD Sungai Ciliwung berkisar 10,70-36,91 mg/l (BM 10 mg/l), sedangkan COD berkisar 20,13- 34,96 mg/l (BM 20 mg/l). Tingginya kadar BOD dan COD disebabkan oleh banyaknya limbah domestik masuk sungai. Penelitian tersebut juga menemukan parameter lain yang angkanya di atas baku mutu. Yakni minyak dan lemak yang angkanya berkisar 0,29-0,62 ppm (BM nol), organik 15,57-29,86 (BM 15 mg/l), surfaktan 1,29-1,36 mg/l (BM = 1 mg/l), dan timbal 0,14-0,2 mg/l (BM = 0,1 mg/l). Tiga sungai di Jakarta yang digunakan untuk air baku air minum adalah Sungai Ciliwung -yang meliputi Ciliwung Banjir Kanal, Ciliwung Gunung Sahari, Ciliwung Gajah Mada-- serta Sungai Krukut, dan Kalimalang (Tarum Barat). Air minum yang didistribusikan kepada warga Jakarta sebagian besar diambil dari Kalimalang yang memperoleh pasokan dari Waduk Jatiluhur. Jika volumenya masih kurang, bahan baku air minum dipasok juga dari Sungai Krukut dan Sungai Ciliwung. Sungai Krukut digunakan untuk memasok instalasi air bersih di Cilandak. Menurut hasil penelitian BPLHD DKI, kondisi pencemaran air sungai itu juga sudah melebihi baku mutu yang ditetapkan. Kondisi yang sama juga terjadi pada Kalimalang. Akibat pencemaran limbah domestik dan limbah industri, kualitas air Kalimalang saat memasuki wilayah DKI sudah tidak memenuhi syarat lagi. Kadar BOD-nya rata-rata 7,95-10,23 mg/l, COD 15,24-20,57 mg/l, minyak dan lemak 0,22-0,23 mg/l dan organik 12.0-15,99 mg/l. Tercemar Coli Sungai yang mengalir di DKI umumnya juga tercemar bakteri Coli dan Fecal Coli, demikian juga dengan Sungai Ciliwung yang digunakan sebagai bahan baku air minum. Kandungan bakteri Coli pada sungai tersebut mencapai 1.600.000- 3.000.000 individu/100 cc, padahal baku mutu yang diperbolehkan hanya 10.000 individu/100 cc. Sedangkan pencemaran oleh bakteri Fecal Coli mencapai 280.000-1.600.000 individu/100 cc, padahal baku mutu yang ditetapkan hanya 2.000 individu/100 cc. Communication and External Relations Director Thames Pam Jaya Rhamses Simanjuntak, mengakui, kualitas air baku air minum yang buruk menyebabkan tingginya biaya produksi perusahaan tersebut untuk mengelola air bersih. Namun, Rhamses belum bisa merinci berapa kenaikan biaya produksi akibat buruknya sumber air baku air minum dari sungai di Jakarta. "Kalau bahan bakunya tidak bagus, butuh biaya tinggi untuk membeli bahan kimia untuk menjernihkan," ujar Rhamses. (IND) Post Date : 16 Agustus 2004 |