Tak Diawali Hujan, Banjir Landa Sidoarjo

Sumber:Kompas - 17 Oktober 2010
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

SIDOARJO, KOMPAS - Walau tidak diawali turunnya hujan sepanjang Sabtu (16/10), sejumlah lokasi di wilayah Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, masih terendam banjir. Di samping buruknya saluran air, bertahannya banjir yang terjadi mulai Jumat juga karena permukaan laut naik sehingga membuat pembuangan air dari sungai terhambat.

Berdasarkan pantauan Kompas, wilayah kecamatan kota Sidoarjo justru termasuk yang paling parah. Seperti di Kelurahan Jetis (persis di tengah dua jalan utama Jalan Gajah Mada dan Jalan Diponegoro), Kelurahan Celep, Sidokare, Bluru, dan Jati. Ketinggian air di lima lokasi itu mencapai 30 sentimeter.

Karena luapan banjir, sejumlah jalan utama ditutup secara spontan oleh masyarakat, seperti Jalan KH Mukmin, Jalan Raden Patah, dan Jalan Pasar Ikan.

Demikian pula di jalan-jalan di dalam kampung, seperti di Kampung Jetis, Celep, Sidokare, dan Lemah Putro, yang juga ditutup.

Menurut penduduk setempat, penutupan jalan untuk mencegah air lebih banyak masuk ke dalam rumah akibat ombak yang ditimbulkan oleh laju kendaraan bermotor yang melewatinya.

”Kalau tak ditutup, bisa memperparah kondisi masyarakat yang kebanjiran ini,” ujar Muharman, warga Celep.

Akibat banjir yang juga tidak kunjung surut membuat beberapa sekolah diliburkan, seperti SDN Pucang. Praktis halaman dan sebagian ruang sekolah terendam air. SD Muhammadiyah I yang berlokasi di sebelahnya tidak meliburkan muridnya karena hanya halaman yang terendam air. Sekolah melakukan antar-jemput siswa dari jalan raya ke sekolah itu karena jalannya terendam air.

Bertahannya banjir yang terjadi sejak Jumat malam akibat hujan deras mengguyur beberapa jam dan karena saluran air yang buruk. Seperti di Celep, praktis saluran air di dalam kampung tertutup.

Di Sidokare, besaran saluran air tidak memadai, ditambah tersumbat sampah. Selain itu, memang ada daerah yang rendah, seperti di Jalan KH Mukmin dan Jalan Raden Patah.

”Sulitnya air surut juga karena sungai penuh. Apalagi pembuangan air ke laut juga sangat lambat karena permukaan air laut sedang naik. Saat banjir Jumat pintu air kami buka agar air cepat terbuang. Celakanya, belum sempat pintu air ditutup kembali, permukaan air laut naik sehingga airnya masuk ke sungai,” ujar seorang petugas Dinas Pengairan Sidoarjo.

Akibat banjir ini, arus lalu lintas di sebelah ruas jalan utama di kota Sidoarjo macet walau tidak separah kemarin. Di samping karena beberapa jalan ditutup total, beberapa jalan kampung sebagai jalur alternatif juga ditutup masyarakat. (ANO)



Post Date : 17 Oktober 2010