NGAMPRAH, (PR).- Bakal Kampung Budaya Gua Pawon hingga kini belum dilengkapi sumber air bersih. Selama ini, sarana mandi, cuci, kakus (MCK) yang sudah berdiri, tidak disertai sumur ataupun sumur pompa. Warga sekitar harus mengangkut air langsung dari sumber mata air di Sirah Cai yang berjarak lima ratus meter dari MCK.
Menurut juru kunci Gua Pawon, Ecep (53), warga bergiliran mengambil air untuk mengisi toren air berkapasitas lima ratus liter. Air itu untuk memenuhi kebutuhan para pengunjung yang datang ke kawasan Gua Pawon.
"Biasanya ngisi toren oleh anak-anak. Kadang-kadang, diangkut sama motor. Lumayan capek kalau jalan kaki mah," ungkap Ecep yang ditemui di kawasan Gua Pawon, Kp. Panyusuhan, RT 4, RW 12, Desa Gunung Masigit, Kec. Cipatat, Kab. Bandung Barat, Minggu (17/1).
Ecep menuturkan, keperluan air untuk memenuhi kebutuhan MCK kini mulai banyak digunakan bersamaan dengan meningkatnya tingkat kunjungan ke Gua Pawon. Di lokasi sekitar gua, kata dia, memang termasuk kawasan sulit air. Oleh karena itu, perlu memasang pipa untuk menyalurkan air ke MCK. Kebutuhan air bersih juga perlu untuk masjid yang sudah didirikan dan diresmikan Wakil Gubernur Jabar, beberapa waktu lalu.
Yana (13), salah seorang anak yang sering mengangkut air ke MCK mengatakan, isi ulang air tidak dilakukan setiap hari, tergantung kosongnya toren. "Kalau banyak pengunjung, dua hari juga suka habis airnya," ucapnya.
Selain kurangnya sumber air bersih, pembangunan di sana hingga awal 2010 telah terdapat tiga bangunan inti. Ketiga bangunan itu adalah Bale Riung, masjid, dan dua unit MCK. Untuk perbaikan jalan, Bale Pinton, Bumi Ageung, Museum Fosil, Leuit, dan Kandang Lisung belum terealisasi. (A-183)
Post Date : 18 Januari 2010
|