|
BEKASI -- Tagihan air bersih pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Bekasi membengkak hingga menjadi Rp 3 juta per keluarga. Padahal sebelumnya hanya Rp 40-50 ribu per bulan. Umar Idris, warga Desa Kedungjaya RT 04/RW 03, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, mengatakan tagihan biaya tinggi itu diterima 20 keluarga di wilayahnya. "Untuk pembayaran air Februari 2008," katanya kepada Tempo kemarin. Kakak Umar, Suharno, misalnya, tagihan airnya tiba-tiba menjadi Rp 2,4 juta. Begitu juga, Wanto, tetangganya, yang harus menanggung beban rekening air Rp 3 juta. Namun, setelah mengajukan protes ke PDAM, keduanya hanya membayar Rp 300 ribu. Pembengkakan tagihan air itu membingungkan warga. Sebab, tagihan air bulan-bulan sebelumnya hanya Rp 50 ribu per bulan. Apalagi, kata Umar, petugas pencatat meteran air tidak setiap bulan turun ke lokasi. Menurut dia, pengecekan penggunaan air hanya dilakukan setiap enam bukan sekali. Umar pun mengeluh, suplai air bersih ke wilayahnya sejak 2003 tidak normal. Air hanya mengalir pada malam hari, pada pukul 24.00-04.30 WIB. "Itu pun hanya sedikit," katanya. Juru bicara PDAM Bekasi, Komarudin, membenarkan telah terjadi kesalahan oleh koperasi PDAM, pihak ketiga yang digandeng melakukan pencatatan beban biaya pelanggan air. "Petugas koperasi tidak mengecek langsung ke rumah-rumah warga, hanya main tulis," kata Komar. Menurut Komar, beban biaya hingga jutaan rupiah itu memang tidak masuk akal. Sebab, biaya penggunaan air untuk satu keluarga (lima orang) sekitar Rp 50 ribu per bulan. Perhitungannya, satu orang menggunakan 250 liter air per hari. Jika terdapat lima orang dalam satu keluarga, kebutuhan air 1.000 liter per hari atau satu meter kubik. Adapun tarif air bersih PDAM Rp 1.600 per meter kubik. Artinya, selama 30 hari (satu bulan), penggunaan air bersih satu keluarga rata-rata 30 meter kubik. Berarti beban biaya dalam sebulan sekitar Rp 48 ribu per bulan. PDAM Bekasi, ujar dia, sedang mengevaluasi hubungan kerja dengan koperasi tersebut. "Jika itu dilakukan atas unsur kesengajaan, kontraknya bisa kami putus," katanya. Koordinator Jasa Metro Koperasi PDAM Bekasi Dodi Sarwono mengatakan belum bisa memberikan komentar terkait dengan pembengkakan beban biaya air tersebut. "Itu harus dari atasan langsung yang menjawabnya," tutur Dodi ketika dimintai konfirmasi Tempo via telepon. Soal suplai air, Komar mengakui belum merata di wilayah Kota dan Kabupaten Bekasi. Menurut dia, kapasitas produksi air PDAM Bekasi terbatas, yaitu sekitar 190 liter per detik atau hanya cukup untuk 120 ribu pelanggan. HAMLUDDIN | Lis Yuliawati Post Date : 19 Maret 2008 |