BATAM: Proyek swastanisasi sampah di Kota Batam yang dilakukan melalui kerja sama antara pemkot dengan PT Surya Sejahtera Envirotech (SSET) diklaim telah menghasilkan pendapatan Rp1,07 miliar.
Indradi Soemardjan, Presiden Direktur SSET, mengungkapkan proyek swastanisasi sampah di Batam telah dapat memberikan kontribusi bagi pendapatan daerah.
"Sejak kerja sama pengelolaan sampah berjalan bulan April 2009 sampai Desember 2009 kami sudah mampu memberikan pemasukan ke daerah sekitar Rp1,07 miliar," ujarnya pekan ini.
Dengan demikian, pengelolaan sampah yang dilakukan oleh SSET sejauh ini sudah menambah kas daerah lebih dari Rp118 juta per bulan.
Pemasukan itu secara umum diperoleh dari selisih antara biaya operasional pengangkutan dan pengelolaan sampah di TPA dengan pungutan retribusi sampah dari para pelanggan.
Namun, dia menilai bahwa hasil pemasukan itu masih bisa ditingkatkan lagi pada tahun ini.
Mengingat dari sekitar 120.000 pelanggan rumah tangga, 8.000 pelanggan ruko dan rumah sakit serta 700 pelanggan industri, belum seluruhnya tergarap dengan maksimal.
Untuk itu, saat ini SSET tengah melakukan penertiban bagi para perusahaan pengangkut (transporter) yang menjadi mitranya dalam mengelola sampah di Batam.
Hingga kini 9 dari 54 transporter masih belum mengantongi surat penunjukan sebagai perusahaan mitra dari SSET.
Tekan kebocoran
Penertiban transporter itu, menurutnya, sangat diperlukan guna memaksimalkan jumlah pungutan serta menekan kebocoran retribusi sampah, khususnya dari pelanggan industri.
Selain itu SSET juga sudah menerapkan aturan yang lebih ketat bagi perusahaan mitra dalam hal standardisasi armada dan jadwal pengangkutan sampah.
Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan pelayanan pengelolaan sampah dan menggenjot pemasukan retribusi dari pelanggan yang belum terjangkau.
Dalam mengelola sampah di kota itu, SSET, katanya, masih mengalami kerugian sebesar Rp7,2 miliar per September 2009.
Jumlah kerugian itu diluar dari total investasi yang sudah digelontorkan SSET dalam kerja sama pengelolaan sampah di Batam sebesar Rp26 miliar.
Adapun kerugian itu untuk menutupi pembengkakan biaya yang menurutnya kerap terjadi pada tahap awal pengerjaan proyek jangka panjang.
Kendati begitu, dia optimistis dengan peningkatan kinerja pada tahun ini SSET mampu memenuhi pengembalian modal sesuai proyeksi.
SSET memproyeksikan dapat memenuhi penghitungan BEP dalam 10 tahun ke depan. (k40)
Post Date : 04 Februari 2010
|