Susahnya Jadi Warga Bantaran Sungai

Sumber:Kompas - 26 Oktober 2009
Kategori:Sanitasi

Menjelang musim hujan, masyarakat RT 08 Kelurahan Sulanjana, Kecamatan Jambi Timur, Kota Jambi, selalu dibuat resah. Air hujan kerap menimbulkan banjir rumah para penghuni bantaran sungai ini. Bau tak sedap dari sungai juga muncul karena air sungai bercampur limbah pabrik tahu yang beroperasi dekat rumah mereka.

Buruknya sanitasi di kawasan ini memang menjadi persoalan lama. Menurut Ketua RT 08 Supriyono, sebanyak 70 keluarga di wilayahnya hidup dalam ketergantungan dengan Sungai Tembuku, yang merupakan anak Sungai Batanghari. Sebagian dari mereka tidak memiliki tangki septik di rumahnya sehingga pipa saluran pembuangan dari rumah begitu saja mengalir ke sungai.

Rumah-rumah mereka hanya berjarak satu atau dua meter dari bibir sungai. ”Kalau dulu, kami malah buang air langsung ke sungai. Soal sungai yang bau, sudah biasa,” ujar Supriyono.

Menurut Supriyono, banyak warga enggan membangun tangki septik karena posisi septik yang dibangun bakal berada di ketinggian yang lebih rendah dari permukaan sungai.

Kalau musim hujan tiba, kotoran dalam tangki septik akan berbaur dengan banjir sehingga semakin menimbulkan bau.

Bau di sepanjang sungai diperparah dengan mengalirnya limbah dari pabrik tahu dekat permukiman mereka.

”Pabrik membuang limbahnya pada malam hari. Baunya sangat tidak enak dan air sungai penuh dengan buih-buih berwarna putih,” ujarnya.

Keluhan yang sama dikemukakan Malik, Ketua RT 13. warga sebenarnya sudah pernah mengingatkan pihak pabrik untuk tidak membuang limbahnya secara langsung ke sungai, tetapi harus diolah terlebih dahulu supaya tidak mencemari sungai. Namun, sampai saat ini limbah tetap dibuang langsung ke sungai.

Program sanitasi

Kepala Seksi Lingkungan Permukiman Dinas Kebersihan Kota Jambi Syafruddin mengatakan, pihaknya tengah mengadakan program pembangunan sanitasi bagi masyarakat di Kelurahan Sulanjana. Bentuk bantuan berupa pembangunan tangki septik komunal dan instalasi pengolahan air limbah rumah tangga komunal. Melalui pengadaan ini, limbah yang dihasilkan rumah tangga di kawasan ini dapat diolah sehingga ketika terbuang ke sungai sudah tidak bersifat mencemari lagi. ”Bahkan, jika mungkin, energinya dapat bermanfaat seperti biogas,” ujarnya.

Program perbaikan sanitasi tidak hanya berlangsung di Kelurahan Sulanjana. Pada tahun ini, Pemerintah Kota Jambi mencanangkan pembangunan sanitasi pada enam kelurahan lainnya sebagai proyek percontohan. Kelurahan yang masuk dalam program ini adalah yang kondisi sanitasi di wilayahnya masih buruk dan membutuhkan penanganan khusus. (ITA)



Post Date : 26 Oktober 2009