|
Surabaya, Kompas - Surabaya terancam tertimbun sampah dalam lima tahun ke depan. Pasalnya, lahan pembuangan akhir sampah di Benowo akan penuh dan Surabaya tidak memiliki lahan pengganti. Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya Hidayat Syah mengatakan, lahan pembuangan akhir (LPA) Benowo diprediksi akan penuh pada tahun 2014. Jika tidak ada inovasi pengolahan sampah, Surabaya tidak memiliki LPA lagi. "Saya pesimistis bisa mendapat lahan baru. Pemkot juga tidak punya lahan untuk itu (LPA)," ujarnya di sela-sela puncak peringatan Hari Peduli Sampah Nasional di Surabaya, Rabu (25/2). Menteri Negara Lingkungan Hidup Rachmat Witoelar juga hadir pada acara itu. LPA akan penuh jika pengolahan sampah konvensial dengan cara menumpuk tetap dipertahankan. LPA tidak akan sanggup menampung sampah Surabaya yang mencapai 1.283 ton per hari sepanjang tahun 2009 ini. "Dari jumlah itu, sekitar 12 persen berupa sampah plastik. Produksi sampah Surabaya tahun ini berkurang dari 1.480 ton per hari, yang 14 persennya berupa sampah plastik," katanya. Karena itu Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya sedang berusaha menginovasi cara pengolahan sampah. Salah satu caranya adalah mengundang investor untuk mengolah sampah menjadi listrik. "Di beberapa tempat, metode ini sudah dipakai. Kami optimistis metode ini juga bisa diterapkan di Surabaya," ujarnya. Pemkot sedang dalam tahap prakualifikasi investor. Proses itu membutuhkan waktu 45 hari. "Kualifikasi lelang pengolahan sampah menjadi listrik paling cepat dimulai April. Selama masa prakualifikasi, kemungkinan jumlah investor akan bertambah. Sekarang sudah ada enam investor mendaftar," katanya. Pemkot memperkirakan sampah di Surabaya bisa menghasilkan energi listrik minimal 10 megawatt. Energi itu dihasilkan dari panas sampah di LPA Benowo. "Panas bisa dihasilkan dari pembakaran atau dikumpulkan begitu saja dari sampah yang menumpuk. Kalau Anda di LPA, suhunya lebih tinggi karena sampah memang panas," ujarnya. Hidayat mengatakan, ada daur ulang khusus untuk sampah plastik. Sampai sekarang ada 14 UKM mendaur ulang sampah plastik di Surabaya. "Mereka membantu mengurangi penumpukan sampah plastik di Surabaya, yang berjumlah sekitar 150 ton per hari," ujarnya. Sementara Rachmat Witoelar mengatakan, pengurangan sampah amat mendesak. Masyarakat dianjurkan menggunakan ulang sebelum membuang suatu benda. "Kalau masih bisa dipakai, jangan segera dibuang. Kantong plastik, misalnya, bisa dipakai berkali-kali," ujarnya. Selain memakai ulang, bisa juga dengan mendaur ulang. Semua jenis sampah yang bisa didaur ulang sebaiknya diolah daripada dimasukkan ke LPA. "Langkah ini juga bisa untuk mengurangi sampah," tuturnya. (RAZ) Post Date : 26 Februari 2009 |