Surabaya Kembali Terendam

Sumber:Koran Sindo - 16 Oktober 2010
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

SURABAYA (SINDO) – Banjir masih menjadi momok Kota Pahlawan.Terbukti,hujan deras sejak Kamis malam hingga Jumat pagi kemarin membuat sejumlah kawasan di Surabaya terendam banjir.

Beberapa kawasan itu antara lain Simokerto, Margomulyo,Tandes, Banyu Urip, serta Tenggilis. Di lokasi ini genangan air mencapai 40 cm atau setinggi lutut orang dewasa. Akibatnya, aktivitas masyarakat lumpuh. Ini karena genangan tidak hanya masuk ke rumahrumah penduduk,tapi juga menghalangi sejumlah akses jalan raya. Tak hanya itu, kemacetan pun terjadi di berbagai kawasan. Ini karena banyak pengendara melambatkan kendaraan saat melewati banjir.

Selain itu, lajur jalan berkurang karena pengemudi menghindari genangan. Bahkan, sebagian jalan di Margomulyo dan Tanjungsari tidak dilewati karena banjir terlalu dalam. Akhirnya, aparat kepolisian hanya memperbolehkan sepeda motor yang melintas di jalur tersebut.Sementara kendaraan roda empat dialihkan masuk ke Tol Dupak agar kepadatan terurai. Kondisi cukup parah terjadi di daerah Simokerto dan Tandes.

Di kawasan ini sejumlah pelajar dan pegawai kantor bahkan tidak bisa melanjutkan perjalanan karena akses tertutup genangan. Sementara kendaraan pun tidak bisa melaju dengan lancar hingga mengakibatkan kemacetan luar biasa. Kepadatan lain tampak pula di wilayah Rungkut karena terdapat genangan air. Sementara di Tandes,dua sekolah, yaitu SDN Tandes Kidul 1 dan SDN Tandes Lor, jam masuk sekolah terpaksa molor hingga pukul 08.00 WIB. Ini karena semua akses menuju sekolah terendam.

Dengan demikian, banyak di antara para siswa yang tidak berani masuk. Menurut Fatimah, salah seorang warga, para orang tua banyak yang ketakutan. Jadi, mereka meminta anak-anak menunggu hingga genangan surut. “Biasanya pukul 06.30 WIB siswa di sekolah kompleks ini sudah banyak yang datang. Namun, sampai pukul 08.00 WIB sekolah masih sepi,”ungkapnya.

Selain lalu lintas jalan raya, hujan dan banjir menyebabkan pula gangguan perjalanan kereta api di jalur utara.Kereta yang melintas dari Kandangan–Tandes wajib menurunkan kecepatannya. Penurunan kecepatan ini karena beberapa bagian di sepanjang jalur tersebut digenangi air banjir.Meski tidak terlalu tinggi, tetap saja perjalanan kereta menjadi terhambat karena berkurangnya kecepatan.

Humas Daop VIII Sri Winarto mengatakan, penurunan kecepatan itu tidak sampai mengganggu perjalanan kereta pada jadwal kedatangan.Seluruh kereta yang masuk ke Stasiun Pasar Turi datang sesuai jadwal yang ditetapkan.Namun, setiap kereta diwajibkan menurunkan kecepatan pada jalur tersebut. “Semua berjalan normal dan tanpa kendala yang berarti. Memang tiap kereta yang melalui jalur itu harus menurunkan kecepatan,” ujarnya.

Kepala Dinas PU Bina Marga dan Pematusan Kota Surabaya Sri Mulyono mengatakan, genangan terjadi karena air tidak tersalurkan dengan baik.Penyebabnya,banyak sejumlah saluran yang mengalami penyempitan akibat perbaikan seperti saluran Banyu Urip. Kondisi tersebut, kata Sri Mulyono, diperparah dengan aliran sungai yang lambat karena elevasi air laut meningkat.

Sementara intensitas hujan cukup tinggi.“ Namun, kami sudah berusaha mempercepat penyaluran dengan mengerahkan pompa-pompa untuk menyalurkan air ke selokan terdekat. Di Margomulyo ada dua mobil pompa dikerahkan,”paparnya. Faktor lain, imbuh Sri Mulyono, yaitu sifat tanah yang keras. Menurut dia, sebagian tanah di Surabaya Barat merupakan tanah lempung dengan daya serap rendah. Dengan demikian, begitu hujan turun,air sulit diserap dengan baik.Apalagi, sebagian proyek saluran di Surabaya belum selesai. (ihya ulumuddin/ deny bachtiar)



Post Date : 16 Oktober 2010