|
BLORA- Meski hujan turun beberapa kali di Blora, PDAM masih kelimpungan dalam mencari bahan baku air untuk diolah. Itu mengakibatkan suplai air ke 1.500 pelanggan macet total. Direktur Teknik PDAM Iskandar ketika dimintai dikonfirmasi mengakui, sampai saat ini suplai air kepada 1.500 pelanggan dari total 3.000 pelanggan masih macet. "Itu saja, sebagian besar terpaksa harus digilir," ungkapnya, kemarin. Dia mengatakan, sekitar satu bulan lalu pihaknya cukup lega karena air di Ngampel sudah lumayan. Namun akhir-akhir ini, begitu hujan macet maka air kembali surut. Disinggung mengenai air di Waduk Tempuran, dia menuturkan, saat ini memang sudah ada air. Meski demikian, belum memungkinkan untuk disedot. "Airnya masih minim, alat penyedot kami yang ada di tempat itu belum bisa difungsikan," tandasnya. Gratis Sementara itu, menurut pelaksana teknis (Plt) Direktur PDAM Riyanto, pihaknya menggratiskan ribuan pelanggan yang suplai airnya macet. "Sebagai konsekuensi aliran air macet, mereka tidak dibebani biaya pembayaran apa pun." Pelanggan yang aliran airnya macet disarankan membentuk kelompok kecil dan mengajukan ke PDAM. Dia menegaskan PDAM akan mengedrop air dengan harga Rp 50.000 untuk setiap tangki. Menurutnya, penyebab macetnya distribusi air tersebut karena bahan baku air di Waduk Tempuran sudah lama habis. Debit air di Ngampel tinggal lima liter/detik dari kondisi normal 20 liter/detik. Dia menambahkan, keminiman air baku PDAM di setiap musim kemarau acap kali terjadi dan sudah berlangsung cukup lama. Meski demikian, hingga saat ini pihaknya belum mengetahui jalan keluar terbaik. Dia mempunyai beberapa gagasan, antara lain memanfaatkan sumber air di Todanan, memanfaatkan sumur dalam di Randublatung, termasuk mengolah air Sungai Bengawan Solo di Cepu. "Hanya, semua gagasan itu perlu biaya besar." (ud-61s) Post Date : 19 November 2005 |