Suplai Air Pamsimas, Andalan Warga Saat Musim Kemarau Tiba

Sumber:Kompas - 16 Juli 2009
Kategori:Air Minum

Suasana kampung di Desa Mutihkulon, Kecamatan Wedung, Kabupaten Demak, pukul 13.30, sepi. Debu beterbangan setiap kali kendaraan melintasi jalan desa yang kering. Ada proyek betonisasi jalan desa yang belum rampung menghubungkan ruas jalan Desa Mutihkulon dengan Desa Bungo.

"Di desa kami, saat musim hujan, penduduk susah jongkok, kalau musim kemarau, penduduk susah mencari air," kata Mahfud (70), warga Dusun Mutihkulon, akhir pekan lalu.

Menurut Mahfud, sebagian wilayah desanya sering kebanjiran. Banjir menggenangi kampung dengan ketinggian air selutut orang dewasa. Banjir turut menerjang Dusun Mutihkulon dan Dusun Kemantren.

Di desa itu ada Sungai Serang yang tak mampu menampung luapan banjir. Berlokasi di Kabupaten Demak, Desa Mutihkulon ber-penduduk 3.924 jiwa itu dan lebih dekat dengan Welahan, Kabupaten Jepara.

Warga lain, Komarudin, mengatakan, lokasi desa 15 kilometer dari pantai. Sumur-sumur air tawar milik penduduk umumnya dangkal. Kedalaman sumur penduduk rata-rata 5 meter-8 meter.

"Jika digali lebih dalam, lebih dari 10 meter justru air asin yang keluar," kata Komarudin.

Langganan kekeringan

Tiap kali kemarau, penduduk kesulitan air bersih.Desa Mutih-kulon termasuk 10 seperti Desa Jetak, Tedunan, Mutihwetan, Jungpasir, dan desa lainnya di Kecamatan Wedung dan Kecamatan Bonang, langganan kekurangan air setiap kali musim kemarau.

Menurut Sekretaris Desa Mutihkulon Ahmad Niam, sumur dangkal warga hanya bertahan hingga akhir Agustus. Memasuki puncak kemarau, awal September-Oktober warga kesulitan air karena sumur mengering dan air sungai surut.

"Warga membeli air dari Welahan. Harga satu jeriken isi 40 liter Rp 3.000. Satu keluarga memerlukan minimal empat jeriken per hari," kata Ahmad.

Kini, warga tertolong dengan adanya program penyediaan air bersih lewat program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas). Program itu kelanjutan proyek air bersih (PAB) yang pernah digulirkan pemerintah tetapi tidak maksimal.

Desa Mutihkulon memperoleh Program Pamsimas senilai Rp 275 juta berupa unit pengolahan air bersih dengan air baku dari Sungai Serxang. Air bersih dari unit pengolahan itu disalurkan ke rumah-rumah warga lewat pipa.

Menurut Ketua Badan Pengelola Pamsimas H Muhammad Aminudin, Pamsimas mampu melayani 300 rumah warga. (WHO)



Post Date : 16 Juli 2009