Suplai Air Bersih Terhenti,Ribuan Warga Kerepotan

Sumber:Koran Sindo - 25 Maret 2009
Kategori:Air Minum

DELISERDANG (SI) – Ribuan warga Kota Lubukpakam kemarin kesulitan air bersih menyusul terganggunya pasokan dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi wilayah Deliserdang. 

Elfitri br Purba, warga Desa Sekip, Kecamatan Lubukpakam menuturkan, sejak pagi, air ledeng yang selama ini dipasok dari PDAM Tirtanadi tidak lagi mengalir. Sebagai salah satu pelanggan rumah tangga, dia pun mengaku sangat kecewa.Sebab,matinya air ledeng tersebut tanpa pemberitahuan sebelumnya.

”Cuma ini satu-satunya aliran air bersih yang ada di rumah.Akibatnya, terpaksa harus mengeluarkan uang belanja lagi hanya untuk membeli air galonan untuk kebutuhan air di rumah,” tutur Elfitri kemarin. Sejumlah perkantoran di jajaran Pemerintahan Kabupaten (Pemkab) Deliserdang juga merasakan hal serupa.

Sekretariatan KPU Deliserdang, misalnya. Lantaran kekurangan air, bau kamar kecil (WC) gedung yang tengah sarat aktivitas menyambut Pemilu 2009 menjadi tak sedap. Hal yang sama terjadi di Rumah Dinas Bupati Deliserdang. Menurut pengelola rumah tangga kediaman Bupati Amri Tambunan itu, selama ini pasokan air mengandalkan suplai dari PDAM.

Akibat terhentinya suplai sejak pagi, air tidak terisi di bak-bak penampungan. Untuk mengantisipasinya, dikirim truk-truk air ke perkantoran maupun rumah dinas itu. Pihak PDAM Tirtanadi wilayah Deliserdang yang dikonfirmasi menyatakan matinya saluran air ledeng disebabkan rusaknya pipa meter di kawasan Perbaungan.

Dengan demikian, suplai air dari instalasi pengolahan air bersih yang berada di wilayah Sungai Ular,Deliserdang,terganggu. Saat ini, seorang staf di perusahaan itu menambahkan, pihak PDAM tengah berupaya keras memperbaiki kerusakan.Namun, tak disebutkannya limit waktu yang dijanjikan atas perbaikan tersebut.

Sementara itu, anggota DPRD Deliserdang Suprantiandi Panggat menyayangkan kondisi tersebut. Terlebih, tidak adanya publikasi PDAM Tirtanadi wilayah Deliserdang kepada masyarakat setempat. ”Sebaiknya harus ada publikasi dong sehingga masyarakat bisa menyikapinya segera, tidak seperti ini semuanya kelabakan,” tandasnya. (erdian wirajaya)



Post Date : 25 Maret 2009