|
WOTU--Dua desa di Kecamatan Wotu, masing-masing Desa Wasoi dan Kalaena, dilanda banjir, Sabtu 3 Desember lalu. Hujan deras seharian mengguyur daerah itu, mengakibatkan sungai Wasoi meluap. Akibatnya, ratusan rumah penduduk di dua desa itu, dan areal persawahan serta perkebunan tergenang. Yang memprihatinkan, tanaman padi petani setempat tersapu banjir. Padahal, padi tersebut tengah berbuah, sehingga petani setempat menderita kerugian besar. Belum lagi, kebun kakao warga ikut tergenang banjir kiriman dari sungai Wasoi yang membelah dua desa. Saat banjir terjadi, sekitar pukul 21.00 Wita, Sabtu malam, warga setempat panik. Mereka berupaya menyelamatkan harta bendanya dari banjir, termasuk keluarganya. "Kami sudah menduga banjir akan terjadi, karena hujan turun sejak subuh. Apalagi, air sungai makin meninggi karena hujan tidak juga reda. Makanya, kami bersiap-siap menyelamatkan diri sebelum banjir datang," kata Hasrullah, salah seorang warga Wasoi. Menurutnya, tidak ada korban jiwa ataupun luka-luka dalam banjir ini. Dia juga mengakui, banjir mulai surut pada Minggu pagi, 4 Desember kemarin, pukul 07.00 Wita. Namun demikian, warga setemat masih mencemaskan banjir susulan. Banjir ini, kata Hasrullah, mengakibatkan banyak petani gigit jari. "Sawahnya tergenang. Tanaman padi yang tengah berbuah tersapu banjir, sehingga banyak yang mati," katanya. Tidak hanya Hasrullah yang khawatir banjir susulan melanda daerah itu. Warga lainnya kepada Fajar, Latfiah (45) mengungkapkan, banjir seringkali melanda desanya, Wasoi. "Dalam satu bulan, banjir sudah dua kali terjadi. Kami khawatir banjir susulan, karena saat ini masih musiman hujan," katanya. Dia mengatakan, bila pemerintah tidak tanggap dan turun tangan mengeruk sungai Wasoi, banjir rawan terjadi setiap musim hujan. "Sungai ini tidak ditanggul. Alur sungai kian hari kian dangkal. Makanya, sungai ini butuh dikeruk, agar air bisa mengalir lancar. Walau volume air tinggi, kalau alur sungai normal, air akan mengalir lancar ke muara," katanya. Sumber : (cbd) Post Date : 05 Desember 2005 |