|
DEMAK - Desa Ploso Kecamatan Karangtengah, kemarin malam, tergenang air setinggi 50 sentimeter akibat Sungai Tuntang meluap. Luapan air itu tidak berlangsung lama karena air cepat hilang bersamaan dengan menurunnya debit air di sungai tersebut. Kendati tidak ada kerugian material maupun jiwa akibat banjir kiriman itu, namun warga sempat khawatir jika ketinggian air bertambah. Mereka pun sudah siap-siap untuk menyelamatkan barang kekayaannya agar tidak terkena air. Warga Ploso, Faozan mengatakan, luapan air sungai mulai masuk ke perkampungan sekitar pukul 18.00. Sekitar 30 menit setelah itu, air berwarna keruh tersebut sudah memasuki rumah-rumah warga. Sebagian penduduk telah mengamankan barang yang rentan terkena air ke tempat yang lebih tinggi. Meluapnya sungai Tuntang pada malam hari membuat warga waswas. Mereka tidak bisa tidur nyenyak karena khawatir ketinggian air bertambah.''Kedatangan air ke perkampungan saja sudah membuat kami tidak nyaman, karena airnya bergerak cepat mengikuti arus sungai,'' katanya. Suasana malam itu terlihat menegangkan. Karena beberapa warga memilih berada di teras rumahnya untuk mengantisipasi jika ketinggian air terus bertambah. Di antara mereka mengandalkan lampu senter karena listrik padam. Untuk menyinari rumah, warga menggunakan lilin dan lampu teplok. Sementara itu Kepala Kantor Kesbanglinmas Drs Bambang Saptoro dan Petugas Satlak Penanggulangan Bencana Alam (PBA), Joko, terus memantau perkembangan debit sungai. Menurut penuturannya, kondisi itu terjadi karena gelontoran air sebanyak 500 meter kubik dari Rawapening. Meski ketinggian air sempat mencapai 50 sentimeter, namun pihaknya belum menurunkan perahu karet. ''Perahu sudah kami siagakan, jika air sudah di atas satu meter pasti langsung dikirim ke sini. ''Hingga pukul 24.00, debit air sungai Tuntang menunjukkan adanya penurunan. Tidak lama kemudian, luapan di Desa Ploso ikut menyusut dan pagi hari kondisi terlihat normal kembali. (H1-16) Post Date : 14 Desember 2007 |