|
Lebak, Kompas - Hujan deras yang mengguyur belakangan ini membuat sungai-sungai di Banten meluap. Akibatnya, ribuan rumah di Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak terendam air dengan ketinggian 0,5-1,5 meter. Warga khawatir banjir semakin tinggi mengingat hujan masih turun. Luapan Sungai Ciliman dan Cilemer merendam sembilan kecamatan di Kabupaten Pandeglang dengan ketinggian genangan 50-70 sentimeter. Permukiman warga di Desa Cijoro Lebak, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten, mulai terendam air, Sabtu (14/1) sekitar pukul 09.00. Banjir yang menggenangi kawasan itu berasal dari air luapan Kali Mati, anak Sungai Ciujung. Asep, warga setempat, menuturkan, sedikitnya 450 rumah yang berada di kawasan rendah terendam air. ”Warga yang rumahnya terendam untuk sementara menumpang di rumah tetangga atau keluarga,” katanya. Ratusan rumah yang berada di Kampung Lebak Sambel, Desa Cijoro Lebak, juga terendam banjir akibat meluapnya Sungai Ciujung. Hingga Sabtu sore, warga masih sibuk memindahkan perabotan ke tempat yang lebih tinggi. Zubaedah, seorang warga, menuturkan, sekitar 300 rumah yang berada di Kampung Lebak Sambel terendam banjir. Rumah yang terendam tersebut berada di bantaran Sungai Ciujung. Sabtu sore, terlihat banyak warga yang berdiri di Jembatan Dua, Rangkasbitung, menyaksikan luapan air Sungai Ciujung. Sebuah tenda layanan kesehatan didirikan di dekat jembatan itu untuk melayani warga yang membutuhkan pelayanan. Koordinator Taruna Siaga Bencana Kabupaten Pandeglang Tubagus Ade Mulyana mengatakan, berdasarkan data sementara, 9.770 rumah dan 1.939 hektar sawah di delapan kecamatan terendam. Ade mengatakan, banjir di Pandeglang mulai melanda tiga kecamatan, yakni Sobang, Panimbang, dan Sukaresmi, Jumat. Banjir kemudian meluas hingga meliputi 37 desa di sembilan kecamatan yang secara geografis posisinya ada di Pandeglang sisi barat. ”Bantuan sudah mulai datang, dari BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Provinsi Banten dan Pandeglang serta Dinas Sosial Provinsi Banten dan Pandeglang,” kata Ade. Sebelumnya, Kepala Kepolisian Daerah Banten Brigadir Jenderal (Pol) Eko Hadi Sutedjo pada apel kesiapsiagaan bencana meminta warga Banten mewaspadai potensi bencana, terutama banjir dan tanah longsor. Sementara itu, Kepala Kepolisian Sektor Pamarayan Ajun Komisaris Mulya Jaya mengatakan, aliran air di Bendung Pamarayan, Sabtu malam, mencapai 2.144 meter kubik per detik, jauh dari debit normal yang hanya 700 meter kubik per detik. Akibatnya, dataran rendah di tepi Sungai Ciujung terendam air 0,1-1 meter. Tewas Tanah longsor dari ketinggian 20 meter, Jumat malam, di Dusun Junggul, Desa Bandungan, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, mengakibatkan satu orang tewas. Untuk mengantisipasi terjadinya longsor susulan, lima keluarga di sekitar lokasi diungsikan. Salah seorang warga, Budi Nugroho (30), mengungkapkan, longsor diawali hujan deras yang terjadi pada Jumat dari pukul 15.00 hingga petang. Sekitar pukul 18.30, tiba-tiba terdengar suara gemuruh tanah longsor. Longsor itu terjadi pada tebing Perumahan Villa Permata, Bandungan. Talut sepanjang sekitar 50 meter dan berketinggian 20 meter ambrol dan menimpa rumah warga. Camat Bandungan Nanang Saptyanto mengungkapkan, ambrolnya talut disebabkan tersumbatnya drainase perumahan. Akibatnya, talut tidak kuat menampung air hujan dan jebol menimpa rumah di bawahnya. Di Tegal, Jawa Tengah, 135 batang pohon jati milik Kesatuan Pemangkuan Hutan Balapulang roboh tersapu puting beliung, Jumat petang. Selain itu, sekitar 45 rumah warga di Desa Balapulang Kulon yang terletak di pinggir hutan tersebut juga rusak. (CAS/UTI/WEN/WIE) Post Date : 15 Januari 2012 |