|
GARUT – Kesadaran warga yang tinggal di bantaran Sungai Sasak Beusi,Kampung Ciparay, Desa Lebakjaya, Kecamatan Karangpawitan untuk membuang sampah pada tempatnya masih rendah. Hingga kini, warga yang tinggal di bantaran tersebut masih membuang sampah ke sungai. “Itu karena tidak ada fasilitas tempat penampungan sampah bagi warga di kampung,” kata warga Kampung Ciparay, Herman Hasanudin, 70,saat ditemui kemarin. Minimnya kesadaran dan ketidakseriusan pihak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut menangani masalah sampah di kawasan ini membuat sampah nonorganik menumpuk di bawah Sungai Sasak Beusi. Dikhawatirkan,tumpukan sampah tersebut akan membuat air sungai meluap saat musim hujan. “Luapan air akibat sumbatan sampah tidak hanya akan membanjiri kawasan permukiman warga yang berjarak sekitar sepuluh meter dari sungai, melainkan juga menggenangi Jalan Raya Karangpawitan saat musim hujan.Warga memang cemas akan kondisi itu, tapi anehnya selalu saja ada di antara mereka yang membuang sampah di sungai,”ujarnya. Di tempat terpisah, Kepala Bidang Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup (LH) Iwan Trisnadiwan mengaku, telah berupaya menangani masalah penumpukan sampah dengan membuat tempat pembuangan sementara (TPS) di kawasan tersebut. Anehnya, kata Iwan, pengajuan untuk pembuatan TPS ini selalu ditolak oleh warga melalui pengurus RW setempat. “Saya sendiri bingung menangani persoalan sampah di sana. Di satu sisi, warga khawatir akan dampak luapan air yang ditimbulkan sampah, tapi mereka selalu menolak dibuatkan TPS dengan alasan khawatir lingkungan mereka bau dan banyak digunakan oleh warga desa lain,”jelasnya. Iwan mengaku, akan mengoordinasikan dengan pihak terkait agar warga sadar lingkungan dengan tertib membuang sampah. Dia berharap, pihak pemerintahan tingkat kecamatan dan desa bisa lebih menyosialisasikan mengenai pentingnya pembuatan TPS di lokasi tersebut. fani ferdiansyah Post Date : 11 September 2012 |