Sungai Rangkui Masih Menjadi Tempat Sampah

Sumber:Bangka Pos - 21 Desember 2005
Kategori:Sampah Luar Jakarta
HINGGA kini masih banyak warga Kota Pangkalpinang yang tidak segan-segan dan malu untuk membuang sampah di tempat-tempat yang dilarang. Di Sungai Rangkui misalnya, masih sering terlihat sampah menumpuk baik di pinggir maupun di dalam sungai.

Tak jarang ada orang yang sengaja melintasi jembatan Sungai Rangkui naik kendaraan bermotor hanya untuk membuang sampah dalam kantong plastik yang dibawa dari rumah. Begitu juga halnya yang terjadi di seputaran Pasar Pembangunan Pangkalpinang.

Padahal Pemerintah Kota Pangkalpinang sedang gencar-gencarnya mensosialisasikan kebersihan dan hidup sehat kepada masyarakat dalam rangka meraih Adipura 2007 mendatang.

Banyak orang yang berjualan maupun pembeli di pasar ini yang membuang sampah di sembarang tempat. Mungkin mereka merasa membayar uang kebersihan dan akan ada petugas yang membersihkannya, jadi bisa seenaknya. Tetapi masih ada juga orang pasar yang sadar kebersihan seperti mengumpulkan dan membuang sampah pada tempatnya. Jadi tergantung pada orangnya, keluh Sahe (65) seorang petugas kebersihan di Pasar Pembangunan, Senin (19/12).

Sahe, satu dari pasukan kuning yang tugasnya menyapu dan membersihkan setiap sampah yang ada di Kota Pangkalpinang. Sahe sudah menjadi petugas kebersihan sejak tahun 1981.

Dia lah orang yang bertanggung jawab terhadap kebersihan di belakang dan samping Plaza Pangkalpinang. Dia harus bertugas dari pukul 14.00 WIB sampai 17.00 WIB dengan penghasilan Rp 350.000 perbulan.

Memang kelihatannya pekerjaan kita sepele. Tetapi pasti tidak semua orang mau melakukan pekerjaan ini. Apalagi setiap harinya harus bergelut dengan sampah. Kita juga bekerja setiap hari tanpa ada hari libur, tutur Sahe.

Ketika ditanya tentang pencanangan Pemerintah Kota Pangkalpinang untuk menuju Adipura 2007, setahu Sahe semuanya harus bersih. Dia juga mengharapkan bantuan dari seluruh masyarakat untuk menjaga kebersihan. Supaya program pemerintah untuk memboyong piala Adipura bisa terealisasi.

Berperilakulah seperti masyarakat kota, seperti membuang sampah pada tempatnya. Pokoknya jangan jorok, tambah Sahe. (jati waluyo)

Post Date : 21 Desember 2005