PALEMBANG (SINDO) – Badan Lingkungan Hidup (BLH) Sumsel menyatakan tingkat pencemaran fecal coli di Sungai Musi cukup tinggi. Faktor utama yang menyebabkannya adalah banyaknya kotoran manusia atau hewan yang dibuang ke sungai yang membelah kota Palembang ini.
“Sekarang ini pencemaran fecal coli di Sungai Musi sangat tinggi. Di mana, penyebab terjadinya pencemaran tersebut dikarenakan banyak masyarakat yang membuang kotoran atau tinja baik manusia dan hewan ke sungai yang mengandung bakteri fecal coli,” ujar Kepala BLH Sumsel Ahmad Najib di Palembang kemarin. Menurut Najib, saat ini pencemaran fecal coli tidak hanya terjadi di perairan Sungai Musi saja, tapi telah meluas ke 12 titik sungai yang ada di Sumsel.
Akibatnya, air dari seluruh sungai tersebut tidak layak konsumsi. Dia mengungkapkan, selain karena kotoran manusia dan hewan juga disebabkan beberapa faktor lain seperti limbah perusahaan. Namun, dia menjamin, pencemaran tidak akan terus terjadi,karena pihaknya terus memantau kondisi Sungai Musi. “Tiga bulan sekali kualitas air selalu kita pantau.Kondisi ini untuk mengetahui baku mutu air tersebut.
Biasanya, lokasi pemantauan tidak cukup dari satu titik saja.Hal ini untuk mengetahui penyebab pencemaran yang ada di Sungai Musi,”tegas dia. Untuk mengatasi pencemaran ini,menurut Najib perlu dibangun WC terapung di bantaran Sungai Musi. WC terapung ini memiliki instalasi untuk mengolah kotoran manusia sebelum dibuang ke sungai.
“Diharapkan dengan adanya WC terapung ini, masyarakat tidak lagi membuang tinja secara langsung ke sungai,”tegas Najib. Dengan adanya WC terapung ini, kata Najib, diharapkan Sungai Musi akan terbebas dari bakteri fecal coli sehingga layak dikonsumsi. Apalagi, sebagian besar air bersih di Palembang disuplai dari Sungai Musi. “Kita telah mengusulkan pembuatan WC terapung ini kepada Kementrian Lingkungan Hidup,” tandasnya.
Sementara itu, Kabid Pengawasan dan Pengendalian Limbah BLH Kota Palembang Adi,menambahkan, memang untuk intensitas pencemaran terhadap Sungai Musi maupun anak sungainya perlu dilakukan pengecekan laboratorium. Akan tetapi, memang sangat potensial pencemaran sungai adalah fecal coli. Hal ini dikarenakan banyak warga yang membuang limbah atau kotoran ke sungai.
“Memang kita sulit mencegah agar masyarakat tidak membuang limbah atau kotoran ke sungai. Namun, kita harapkan kondisi ini untuk dikurangi. Jangan sampai air Sungai Musi tidak layak lagi konsumsi karena adanya bakteri fecal coli yang berasal dari kotoran manusia ini,”tandas dia. (yayan darwansah)
Post Date : 14 Februari 2011
|