|
Palembang, Kompas - Hujan yang turun hampir setiap hari sejak Oktober lalu mengakibatkan Sungai Musi di Palembang mulai meluap sejak beberapa hari ini. Akibatnya puluhan rumah warga yang berada di tepi sungai terendam sampai sebatas mata kaki orang dewasa. Sejumlah rumah yang kemasukan air sungai antara lain di Kelurahan 7 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu I, dan Kelurahan Kramasan, Kecamatan Kertapati, Rabu (23/11). Rumah-rumah itu rata-rata berbentuk panggung kayu yang didirikan di pinggiran Sungai Musi atau di anak sungai yang menginduk ke Musi. Luapan air bertambah banyak pada sore hari, terutama sekitar pukul 17.00 hingga pukul 19.00. Selain memasuki sejumlah rumah penduduk, luapan air Sungai Musi juga membawa serta berbagai sampah dari kawasan hulu, seperti plastik, ranting pepohonan, dan eceng gondok. Sampah-sampah itu memenuhi permukaan sungai sehingga mengganggu lalu lintas perahu motor yang lewat dan mengotori perkampungan di tepi sungai. Sebagian sampah tersangkut di bawah rumah panggung. Yusdiana (28), warga Lorong Kencana, Kelurahan 7 Ulu, mengaku rumahnya kebanjiran sejak tiga hari lalu. Pada siang hari, air tampak surut, tetapi datang lagi pada sore sampai malam hari. Kami terbiasa dengan banjir tahunan seperti ini. Kami letakkan barang elektronik di atas bangku agar tidak rusak, katanya. Rumah Rus (34), warga lain, juga kemasukan luapan sungai. Rabu siang dia baru saja membersihkan lumpur yang dibawa air sungai. Rumah panggung itu sendiri hanya berjarak sekitar dua meter dari Sungai Kenduruan, yang bermuara ke Sungai Musi. Anggota keluarga menempati lantai bawah dan lantai atas rumah panggung. Air sungai yang masuk rumah ini masih belum seberapa dibandingkan banjir besar tahun 2004 lalu. Saat itu, air dalam rumah sampai sepinggang orang dewasa, kata Rus. Diperkirakan, luapan Sungai Musi akan bertambah tinggi saat memasuki puncak musim hujan Desember nanti. Jika luapan sungai datang bersamaan dengan pasang laut, air tidak bisa mengalir ke laut sehingga melimpah ke permukiman di sekitar sungai. Palembang dan beberapa wilayah lain di Sumsel termasuk daerah langganan banjir hampir setiap tahun. Pada tahun 2004 lalu banjir besar datang dua kali, yaitu Desember 2003-Januari dan Maret-April 2004. Perumahan penduduk, sawah, dan jalan- jalan terendam air. Hingga kini, terlihat belum ada persiapan penting yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dan Pemerintah Kota Palembang untuk mengantisipasi bencana alam tahunan itu. (iam) Post Date : 24 November 2005 |