BINJAI(SI) – Sungai Mencirim meluap kemarin dini hari,menyusul hujan deras yang terus turun.Akibatnya,ratusan rumah warga Jalan Imam Bojol,Kelurahan Setia,Kecamatan Binjai Kota terendam.
Kondisi itu membuat aktivitas warga setempat, termasuk anak-anak yang masih sekolah terkendala. Menurut keterangan warga, permukaan air Sungai Mencirim mulai naik kemarin sekitar pukul 03.00 WIB, saat warga masih lelap beristirahat. Namun,lama kelamaan,luapan air semakin tinggi dan mengharuskan warga terbangun dan meninggalkan rumah untuk mengungsi dengan membawa barangbarang seadanya.
Tak ada korban jiwa akibat banjir tersebut.Namun,warga mengeluh karena setiap hujan deras ditambah luapan air Sungai Mencirim, daerahnya selalu menjadi langganan banjir. “Setahun sekali kalau banjir besar seperti ini, daerah kami memang sudah menjadi langganan banjir. Hingga sekarang memang belum ada yang memberi bantuan,” ungkap Amril Koto, 58,warga Bonjol Lembah,Kelurahan Setia, Kecamatan Binjai Kota.
Berdasar pantauan harian Seputar Indonesia siang kemarin, ratusan warga tampak mulai membersihkan bagian rumahnya yang disapu air. Sementara itu, warga yang lain terlihat berjaga-jaga di rumahnya yang dilanda banjir. Sebagian warga juga tampak hanya duduk-duduk sambil menunggu permukaan air surut.Walau tidak tampak sedih,warga khawatir ada banjir susulan karena cuaca kembali mendung.
Sementara itu, aktivitas SD yang berada di pinggiran sungai itu terpaksa tidak bisa belajar.Sejumlah siswa yang berpakaian biasa hanya sibuk membersihkan kelasnya yang digenangi air.“Enggak bisa sekolah karena ruangan sekolah kami banjir. Maka itu, kami libur,” ujar sejumlah siswa. Warga mengaku hingga kini mereka belum menerima bantuan, baik dari Pemko Binjai maupun Pemprovsu.
Bantuan yang mereka terima sejauh ini masih berasal dari swadaya lingkungan masyarakat. Kepala Dinas Sosial Binjai Sofyan Nasution menyatakan,mereka masih mendata jumlah warga yang selayaknya mendapatkan bantuan. Sementara itu, penanggulangannya dilakukan Satkorlak. “Saya sudah menghubungi pihak camat dan lurah daerah yang bersangkutan karena kami tidak mempunyai gudang untuk menyimpan stok bantuan,”tuturnya.
Mereka juga masih mengupayakan bantuan dari sektor lain yang akan secepatnya disalurkan. “Bukan tidak ada bantuan, tetapi kami memang tidak mempunyai stok untuk itu. Seharusnya, yang berperan dalam hal ini pihak Satkorlak,” tandasnya. (eko agustyo fb)
Post Date : 30 Oktober 2009
|