Sungai Meluap, Ratusan Rumah Terendam

Sumber:Koran Sindo - 21 November 2008
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

PINRANG(SINDO) – Ratusan rumah dan lahan perkebunan warga di Kecamatan Duampanua, Pinrang diterjang banjir sejak kemarin.

Banjir diduga karena meluapnya Sungai Saddang yang melintasi daerah itu. Banjir setinggi satu setengah meter menggenangi pemukiman ratusan warga di Kelurahan Lampa, Desa Katomporang, Kelurahan Pekkabata, Kelurahan Tatae, Desa Kaliang, Desa Babana, Desa Tanralili Kecamatan Duampanua Pinrang. Selain merendam pemukiman, banjir juga merendam ratusan hektare lahan perkebunan salak, jagung,dan kakao.

Bahkan, air juga sudah mulai menggenangi jalur trans Sulawesi Selatan dan Barat.Untungnya,tanaman padi milik warga baru saja dipanen di kecamatan itu. Kepala Desa Katomporang Burhanuddin mengatakan, banjir mulai menerjang desanya pada Kamis pukul 01.00 Wita.Banjir tersebut diakibatkan meluapnya Sungai Saddang yang melintasi Kecamatan Duampanua.

Luapan air tersebut diperparah dengan banyaknya sampah yang mengakibatkan saluran air menjadi terhambat. Hinggapukul17.00 Witakemarin, Burhanuddin memimpin warganya untuk membersihkan sampah yang menu-tup saluran air di desanya. Disebutkan oleh Kades Katomporang, desanya memang menjadi langganan terjangan banjir akibat luapan Sungai Saddang. ”Sehingga warga di desa ini selalu siaga, apalagi saat musim hujan seperti saat ini.

Untungnya warga sudah memanen padinya, sehingga kerugian dapat diminimalisir. Alhamudulillah, tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini,”tandas Burhanuddin. Camat Duampanua Pinrang Amir Tahir membenarkan, musibah banjir yang menerjang beberapa desa dan kelurahan di wilayahnya.Menurut Amir, daerahnya memang selalu diterjang banjir yang diakibatkan luapan Sungai Saddang.

Dijelaskan juga, banjir kali ini diperparah dengan banyaknya kayu dan sampah yang turut dialirkan dari hulu sungai. Hingga saat ini,Camat Duampanua belum bisa memperkirakan jumlah kerugian yang diderita warga. ”Makanya kami imbau kepada warga agar turut menjaga kebersihan lingkungan. Apalagi terbukti, banyaknya sampah menjadi salah satu penyebab banjir.

Untungnya, tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini,”terang Amir. Lebih lanjut,akibat banjir yang selalu menerjang wilayahnya, sebanyak 11 rumah di Desa Babana telah direlokasi. Desa Babana dan Tanralili berada di pinggir Sungai Saddang sehingga sangat rawan diterjang banjir. Bahkan pada bulan April lalu, desa yang berada di perbatasan Kecamatan Duampanua dan Cempa itu, juga terisolir akibat banjir. Akibat banjir itu,aktivitas belajar mengajar di sejumlah sekolah terganggu.

Bahkan sejumlah sekolah dasar terpaksa diliburkan.Seluruh perabotan sekolah dan bangunan sekolah terlihat rusak karena terendam banjir. Selain merendam sekolah, banjir itu juga merendam rumah warga. Sekitar 300 hektare lahan persawahan siap panen dan 200 hektare lahan perkebunan juga ikut terendam air. Sementara salah seorang warga Desa Katomporang La Bone mengatakan, banjir yang menerjang desanya dipekirakan masih bisa lebih tinggi lagi.

Apalagi jika hujan terus mengguyur di hulu Sungai Saddang, ataupun di kawasan Kecamatan Duampanua.” Setiap tahun desa kami selalu terendam banjir.Kami minta kepada pemerintah agar memperhatikan masalah ini. Kasihan kami yang merugi setiap tahun akibat banjir ini. Kalau dibiarkan, kapan kita akan mempunyai harta benda?”kata La Bone.

Diketahui,pada April lalu, dua Kecamatan Duampanua danCempajugaterendambanjir. Diperkirakan,kerugian dalam kejadian itu mencapai miliaran rupiah.Bahkan,dua warga Cempa yang masih bersaudara bernama Ape,14,dan Anda,13,tewas terbawa arus. (m syahlan)



Post Date : 21 November 2008