Sungai Meluap,Ratusan Rumah Terendam Banjir

Sumber:Koran Sindo - 04 Februari 2011
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

SLAWI(SINDO) – Hujan deras yang turun sepanjang Selasa–Rabu (1–2/2) di Kabupaten Tegal membuat Sungai Sigenting dan Jeruk meluap dan merendam ratusan rumah di 4 RW di Desa Majasem Timur, Kecamatan Kramat,kemarin.

Tumpahan air hujan selama dua hari tak mampu ditampung Sungai Sigenting dan Jeruk. Debit air yang berlebih itu kemudian meluber dan menggenangi perkampungan yang berada di wilayah RW 1,2,3,4 Desa Majasem hingga setinggi lutut orang dewasa. Tidak hanya perkampungan, puluhan hektare lahan persawahan pun ikut terendam.Akibatnya, petani terancam gagal panen. Akibat luapan air dari dua sungai itu,akses jalan menuju dan ke Desa Majasem menjadi sulit. Kendaraan roda dua dan roda empat banyak yang mogok saat melintas di jalan kampung. Sejumlah fasilitas umum juga tak luput dari terjangan banjir.Di antaranya bangunan SD Negeri Mejasem Timur 01,TK Masyitoh 01, Masjid At-Takwa, dan Tempat Pemakaman Umum (TPU) di desa setempat.

“Beruntung, kemarin merupakan hari libur Tahun Baru Imlek sehingga tidak mengganggu proses belajar mengajar siswa,” kata Sulastri, 52,warga RT 2 RW 3 Desa Majasem kepada SINDO kemarin. Kenah, 65, warga RT 6 RW 1 Desa Majasem terpaksa mengungsi ke rumah kerabatnya, Sutimah, 32, yang berada di RT 8 RW I karena tempat tinggalnya terendam air hingga ketinggian di atas lutut orang dewasa.“Air mulai masuk rumah pada Rabu (2/2) sekitar pukul 00.00 WIB ketika saya dan Diana, 14,(cucunya) terlelap tidur,” ungkapnya. Banjir di wilayahnya sudah menjadi rutinitas setiap kali datang musim hujan.Hujan yang turun intensitasnya tinggi dan lama mengakibatkan tersumbatnya saluran air di Sungai Sigenting dan Jeruk.

Dari pantauan di lapangan, banjir yang merendam perkampungan dimanfaatkan oleh anakanak untuk bermain air dan berenang. Mereka juga terkadang ikut menumpang di bak mobil saat ada yang melintas. Ada pula anakanak yang ikut membantu menguras air yang masuk ke sejumlah rumah warga. Kepala Seksi Pemerintahan Desa Mejasem Timur Casmono mengatakan, pihak pemerintah desa sebenarnya telah berupaya mengantisipasi banjir dengan cara mengeruk permukaan sungai yang telah mengalami pendangkalan 2 meter. Idealnya, sungai tersebut harus memilik pendangkalan hingga 4 meter. “Kami telah mengajukan anggaran kepada pemerintah terkait pengerukan dan perbaikan drainase serta normalisasi di sungaisungai yang mengelilingi desa kami, namun hingga kini belum ada tanggapan dari pemerintah,” paparnya.

Bencana banjir bukanlah hal yang baru bagi warganya. Pada 1970-an pun desanya pernah dilanda banjir besar setinggi puluhan meter. Casmono meminta Pemerintah Kabupaten Tegal segera menangani banjir yang kerap terjadi ini. Di desanya terdapat 9.392 jiwa penduduk dan 244.445 hektare sawah. Jika tak segera ditangani, bisa membahayakan warga sewaktu-waktu hujan turun. Selain di Desa Majasem, banjir melanda perumahan Bahari Santosa, Desa Dampyak, Kecamatan Kramat.Akibatnya,sekitar 160 rumah warga terendam banjir hingga ketinggian 30 sentimeter.

“Padahal menurut pengembangnya, daerah perumahan kami merupakan daerah bebas banjir,tapi nyatanya banjir tetap saja melanda,” kata Abidin,40,warga Blok B2 di kompleks perumahan tersebut. (akrom hazami)



Post Date : 04 Februari 2011