|
MEUKEK - Sedikitnya enam unit rumah hanyut dan 200 lebih lainnya rusak akibat diterjang air bah yang meluap dari Sungai Krueng Meukek, Kecamatan Meukek, Aceh Selatan, kemarin. Selain itu, seribu lebih rumah di sejumlah desa di Kecamatan Meukek dan Labuhan Haji juga digenangi lumpur. "Selain merendam dan menghancurkan rumah warga, air bah itu juga menggenangi areal sawah. Hingga kini, belum ada laporan tentang adanya korban jiwa. Sebagian warga kini masih mengungsi di rumah keluarga mereka," kata Camat Meukek Zaini Bakri kemarin. Dia menyebutkan, meluapnya Sungai Krueng Meukek disebabkan tingginya curah hujan sejak Selasa petang. Air sungai mulai meluap sejak pukul 23.00 dan baru surut pukul 11.00 kemarin. Sebanyak 13 desa di kawasan itu terendam banjir dan ribuan penduduk terpaksa mengungsi. Ke-13 desa yang terkena banjir bah itu adalah Bukit Mas, Jambo Papeun, Trieng Jalo, Alue Baroh, Blang Kuala, Kuta Buloh 1, Kuta Buloh II, Arun Tunggai, Blang Blahdeh, Blang Teungoh, Ie Bagoh, Ie Dingen, dan Rot Tengoh. "Ketinggian air 1 sampai 1,5 meter," katanya. Berdasar laporan yang masuk di Desa Bukit Mas, 2 unit rumah hancur, 5 unit rusak berat, dan 58 unit rusak ringan. Di Jambo Papeun, satu unit rumah hancur, 2 unit rusak berat, dan 172 unit rusak ringan. Dua buah SD di daerah itu juga ikut terendam air lumpur. Selain itu, yang dilaporkan ikut rusak adalah irigasi, poliklinik desa, saluran proyek PPK, musala, kepala sebuah jembatan gantung, dan sejumlah ruas jalan. Sawah penduduk seluas 15 hektare juga ikut terendam lumpur yang meluap dari Sungai Krueng Meukek itu. Camat Labuhan Haji Timur Cut Syazalisma menyebutkan, sejumlah rumah di kawasan itu juga rusak parah diterjang air bah yang mulai naik sejak pukul 23.00. Di Desa Kemumu Hulu, air bah menghanyutkan tiga unit rumah penduduk dan 30 unit lainnya terendam air setinggi 1,5 meter. Seluas 23 hektare sawah juga terendam lumpur. Di Desa Kemumu Seberang, tiga unit rumah dilaporkan hanyut dibawa air bah dan 100 rumah warga lainnya terendam. Di Desa Gunung Rotan, sebuah jembatan dilaporkan ambruk diterjang air bah dan sekitar 30 rumah terendam lumpur setinggi 15-20 cm. Desa lain yang terkena adalah Desa Limau Saring dan Desa Betong. Di Limau Saring, sejumlah ruas jalan rusak terkikis air. Di Desa Betong, 42 unit rumah penduduk dan tiga rumah ibadah terendam air. Sebuah jembatan yang menghubungkan Desa Kemumu Hulu dan Kemumu Seberang juga amblas. Akibat banjir tersebut, arus transportasi jalan provinsi macet 12 jam. Sejumlah ruas jalan di kawasan itu digenangi air dari 50 cm hingga 1 meter. Kemacetan terparah terlihat di jalan negara kawasan Desa Rot Teungoh. Air menggenangi ruas jalan itu sepanjang 500 meter yang menyebabkan antrean panjang dan banyak mobil terjebak. Kapolres Aceh Barat Daya AKBP Benny Gunawan melalui Kasat Lantas AKP M. Zaki menyebutkan, pihaknya mengerahkan 20 personel untuk mengatasi kemacetan di kawasan genangan itu. Banyak kendaraan yang melintas terpaksa ditarik oleh mobil jip yang dikerahkan kepolisian setempat. Arus transportasi di daerah itu kembali normal sekitar pukul 11.00 setelah air mulai surut. Wakil Bupati Aceh Selatan Harfana Hasan meminta satuan kerja penanggulangan bencana (Satlak PB) membantu warga korban banjir di dua kecamatan itu. "Sejumlah bantuan seperti makanan siap saji, air mineral, dan sejumlah uang telah diserahkan kepada warga korban banjir," katanya. Sebagian penduduk kini dilaporkan masih mengungsi di rumah-rumah keluarga mereka. Sebagian lainnya sudah kembali untuk membersihkan rumah-rumah mereka yang terendam lumpur yang meluap dari sungai tersebut. "Saat ini, warga masih waswas," kata Erni Muski, warga Kuta Buloh. (jpnn) Post Date : 31 Agustus 2006 |