|
Martapura, Kompas - Sungai Komering di daerah Cempaka, Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, Sumatera Selatan, kering kerontang sejak awal musim kemarau Mei lalu. Akibatnya, warga di sekitar sungai kesulitan memperoleh air bersih untuk kebutuhan sehari-hari mereka. Berdasarkan pantauan, Selasa (8/8), Sungai Komering yang mengering setidaknya terdapat di enam desa, yaitu Desa Menanga Tengah, Desa Adu Manis, Desa Sukanegeri, Desa Ulak Baru, Desa Gunung Jati, dan Desa Campang III Ulu. Sungai itu benar-benar mengering, bahkan dasar sungai berubah menjadi hamparan tanah dan pasir kering. Dasar sungai yang dalam masih digenangi air, tetapi sedikit. Dasar sungai yang kering digunakan masyarakat sebagai jalan pintas antardesa, untuk mengangkut barang, bahan makanan, atau angkutan umum. Sejumlah anak bermain layang-layang di dasar sungai yang lapang. Puluhan perahu terpaksa hanya ditambatkan di pinggiran sungai atau di bawah kolong rumah. Menurut beberapa warga, air Sungai Komering di Cempaka surut sejak Mei, dan diperkirakan bakal berlanjut hingga September. Sungai itu baru akan dipenuhi air saat memasuki musim hujan sekitar Oktober nanti. Siklus seperti itu sudah berulang sejak 10 tahun terakhir. Kondisi itu membuat masyarakat kesulitan mendapatkan air bersih untuk mandi, mencuci, dan minum. Untuk mengatasi situasi tersebut, masyarakat membuat sumur-sumur kecil di tepian sungai. Padahal, saat musim hujan, mereka leluasa memanfaatkan air sungai yang melimpah. Sebenarnya kualitas air sumur di dasar sungai tidak terlalu bagus karena rasanya sedikit asam dan kadang berbau tanah. Karena tidak ada pilihan, warga terpaksa memanfaatkan air itu dan menghematnya. Agar lebih enak untuk diminum, air itu biasanya diendapkan beberapa saat sebelum dimasak. "Karena airnya sedikit, jadi kami berhemat. Mau bagaimana lagi, membuat sumur yang jauh dari sungai malah kadang tidak keluar air walaupun sudah dibuat sampai bermeter-meter," kata Asnaniah (55), warga Desa Kangkung, Kecamatan Cempaka, yang tinggal di tepi sungai. Sebenarnya pemerintah daerah pernah membantu membuat beberapa sumur di dekat sungai. Akan tetapi, beberapa sumur itu malah mengeluarkan air dengan kualitas lebih jelek. Akhirnya warga tetap mengandalkan sumur-sumur kecil dan dangkal di pinggiran dasar sungai. Masyarakat Cempaka berharap pemerintah mengeruk dasar sungai yang dangkal itu agar air kembali mengalir lancar pada musim kemarau. "Kalau dasar sungai tidak dikeruk, warga di sini akan terus kesulitan air setiap musim kemarau," kata Maryam (50), warga Desa Sukanegeri. (iam) Post Date : 09 Agustus 2006 |