|
Pontianak, Kompas - Musim kemarau yang melanda Kalimantan Barat menyebabkan air Sungai Kapuas yang panjangnya lebih dari 1.186 kilometer surut cukup drastis. Sekitar 20 kapal bandung yang biasanya mengangkut barang dari Pontianak menuju Kabupaten Kapuas Hulu sejauh 800 kilometer kini terhenti total karena tidak bisa lagi menyusuri Sungai Kapuas yang airnya sangat dangkal. Sejumlah kapal yang telanjur berangkat dari Pontianak menuju hulu sungai di Kabupaten Kapuas Hulu banyak yang terjebak di Kabupaten Sanggau, sekitar 223 kilometer dari Pontianak, dan Kabupaten Sintang, sejauh 400 kilometer dari Pontianak. Kapal yang rata-rata bermuatan barang sekitar 200 ton tersebut tidak bisa melanjutkan perjalanan ke hulu sungai, sebaliknya tidak bisa pula kembali ke Pontianak karena air sungai sangat dangkal. Sejumlah juragan dan anak buah kapal yang ditemui Kompas di Pelabuhan Kapuas Indah, Pontianak, Senin (5/7), menyebutkan, banyak kapal yang tidak bisa kembali ke Pontianak karena terjebak Sungai Kapuas yang dangkal. "Sekarang cuma kapal ini saja yang masih ada. Ini pun tidak bisa berlayar ke arah hulu," ungkap juragan kapal Bintang Teladan yang sedang bersandar di Pelabuhan Kapuas Indah, Pontianak. Tidak beroperasinya kapal pengangkut barang sangat memukul para pedagang barang kebutuhan sehari-hari, barang kelontong, serta pedagang bahan bangunan. Ini karena angkutan kapal sungai yang berkekuatan 250 PK biasa mengangkut barang dalam jumlah besar, sekitar 75-200 ton atau setara 15-40 truk. Sedangkan ongkosnya relatif murah, sekitar Rp 100 per kilogram untuk jarak sekitar 800 kilometer dari Pontianak menuju Kabupaten Kapuas Hulu. "Dibandingkan menggunakan truk, mengangkut barang dengan kapal jauh lebih murah serta barang tidak akan rusak terguncang-guncang oleh jalan yang rusak. Hanya saja waktu tempuhnya lama, sekitar sepekan untuk jarak 800 kilometer," tutur Suprapto, juragan kapal barang. Surut cepat Menurut Suprapto, juragan dan anak buah kapal pengangkut barang merasa sangat terpukul karena proses menyurutnya Sungai Kapuas berlangsung sangat cepat. Tidak ada hujan dalam sebulan menyebabkan Sungai Kapuas surut hingga dua meter sehingga dalam dua pekan terakhir tidak ada angkutan barang ke Kabupaten Kapuas Hulu. Rudy, warga Putussibau, Kabupaten Kapuas Hulu, berpendapat, mengangkut barang dengan menggunakan truk dari Pontianak ke Putussibau biayanya cukup mahal, sekitar Rp 2 juta. Barang yang diangkut hanya sekitar enam ton dan rawan rusak mengingat truk harus melintasi jalan yang rusak parah. "Kami khawatir kalau kemarau ini terus berlangsung sampai September, maka harga- harga berbagai barang kebutuhan sehari-hari juga bakal merangkak naik karena ongkos transpornya sangat mahal," ujar Rudy. Gubernur Kalbar Usman Jafar mengemukakan, selain masalah kebakaran dan serbuan asap, pihaknya saat ini juga mengkhawatirkan surutnya air sungai selama musim kemarau. Jika kemarau cukup panjang, tidak tertutup kemungkinan akan mengganggu distribusi barang ke daerah pedalaman. (FUL) Post Date : 06 Juli 2004 |