Medan, Kompas - Banjir bandang yang melanda enam desa di Kecamatan Muara Batang Gadis, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara, Selasa (15/9) sekitar pukul 02.00, menewaskan 15 orang, sementara 25 orang lainnya dikabarkan hilang.
Banjir bandang terjadi akibat meluapnya Sungai Sulangaling, anak Sungai Muara Batang Gadis. Enam desa yang dilanda banjir adalah Rantau Panjang, Lubuk Kapondong I, Lubuk Kapondong II, Saleh Baru, Tabilang, dan Manuncang. Keenam desa itu dihuni sekitar 2.200 keluarga.
Kepala Dinas Informasi dan Komunikasi Provinsi Sumut Eddy Syofian di Medan melaporkan, permukaan air Sungai Sulangaling hingga pukul 09.00 dilaporkan mencapai ketinggian 2 meter melebihi kondisi biasa. ”Berdasarkan laporan Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana Kabupaten Mandailing Natal, 15 orang dipastikan meninggal serta 25 orang lainnya masih dinyatakan hilang dan belum diketahui nasibnya,” ujarnya.
Lokasi keenam desa itu berada di daerah pedalaman Mandailing Natal sehingga menyulitkan akses bantuan. Desa yang terbenam cukup jauh dari Panyabungan, ibu kota Kabupaten Mandailing Natal. Butuh waktu tempuh sembilan jam untuk mencapai lokasi bencana dari Panyabungan. Transportasi darat dari Panyabungan hanya bisa sampai ke Natal dan memakan waktu tempuh sekitar tujuh jam. Dari arah Natal, perjalanan diteruskan menggunakan perahu sekitar dua jam.
”Kalau menggunakan jalan darat dari Medan ke lokasi bencana bisa memakan waktu 20 jam. Kami sedang memikirkan mengirim bantuan menggunakan transportasi udara,” ujar Eddy.
Bahkan, Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal baru mendapat laporan terjadinya bencana hari Selasa pukul 09.00. Hal ini karena tak ada akses komunikasi di lokasi bencana. ”Kami juga belum mengetahui secara pasti berapa kerusakan bangunan, ladang, atau persawahan milik warga akibat banjir bandang ini karena sulitnya akses komunikasi,” kata Eddy.
Menurut Eddy, permukaan air Sungai Sulangaling hingga pukul 09.00, berdasarkan laporan Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana Kabupaten Mandailing Natal, mencapai ketinggian 2 meter melebihi kondisi biasa.
Pemkab Mandailing Natal, kata Eddy, telah diberikan kewenangan memberikan tindakan darurat menolong korban banjir. ”Gubernur Sumut telah mempersilakan Bupati Mandailing Natal untuk mengambil beras di gudang Bulog Panyabungan sebanyak 50 ton,” katanya.
Pemerintah Provinsi Sumut, kata Eddy, juga mengirimkan tim dari Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, dan Dinas Pekerjaan Umum untuk membantu korban banjir. Tim search and rescue (SAR) dari Satuan Koordinasi Pelaksana Penanggulangan Bencana Provinsi Sumut juga sudah menuju lokasi bencana.
Menurut Sulaiman Siregar, warga yang hendak pergi ke lokasi bencana dari arah Danau Siais di Tapanuli Selatan, perahunya harus melewati anak sungai lalu ke laut sebelum sampai ke lokasi. ”Cuaca masih sangat buruk dan gelombang di laut juga tinggi. Kami tunda keberangkatan,” ujar Sulaiman.
”Banjir ini karena curah hujan yang tinggi. Hujan ini merupakan permulaan dan puncak musim hujan di Sumut sampai Oktober. Masyarakat harus mewaspadai fenomena cuaca ini,” kata Kepala Bidang Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Sumut Hendra Suarta. (NDY/BIL)
Post Date : 16 September 2009
|