|
JAKARTA (Media): Ratusan unit paket Mechanical Electrical Hydraulic (MEH) atau mesin robot penjaring sampah dari sungai dengan teknologi canggih (tanpa tenaga manusia) perlu dipasang di 13 sungai yang membelah Kota Jakarta. Sebab, 70% penyebab banjir di Ibu Kota ini adalah sampah yang dibuang masyarakat ke sungai. Hal itu diungkapkan Direktur PT Asiana Technologies Lestary (ATL) Poltak U Sitinjak kepada pers di lokasi proyek penanggulangan banjir Kalibaru Barat RT 009/01 Kelurahan Lenteng Agung, Jakarta Selatan, kemarin. Di lokasi proyek itu, Poltak memeragakan sistem kerja mesin robot MEH dalam menjaring sampah dari sungai lalu diangkat dan roda ban berjalan (enclined conveyor) dengan posisi 45 derajat sebagai jalur sampah untuk dinaikkan ke truk. "Bila ratusan unit mesin robot MEH dipasang berlapis dari perbatasan Jakarta, Bogor, dan Depok, hulu 13 sungai masuk DKI, kami yakin bencana banjir bisa ditekan 50%, tinggal 20% lagi akibat sampah. Untuk mengatasi 30% lagi akibat pendangkalan dan penyempitan kali perlu penurapan dan normalisasi," kata Poltak. Daya angkat sampah mesin robot MEH yang dijalankan dengan kekuatan listrik 380 volt sedikitnya menaikkan 1.000 kilogram sampah. Sehingga untuk mengangkat sampah seperti di pintu air (PA) Manggarai, Jakarta Selatan, mesin serupa sangat dibutuhkan. Sekarang ini di PA Manggarai menggunakan ekskavator yang membutuhkan lokasi relatif luas. Sedangkan MEH produk PT Asiana Teknologi Lestary itu cukup memasang jaring terbuat dari besi antikarat stenlees dan galvanis. Sementara itu, warga sekitar proyek penanggulangan banjir Kalibaru Barat mengaku kini merasa nyaman sejak adanya mesin robot MEH yang beroperasi mengangkat sampah karena permukiman mereka tidak banjir lagi. "Tadinya ketinggian air sampai ke perut," kata Supardi, salah seorang warga setempat kepada Media saat peragaan itu. "Kami mohon agar operator mesin MEH pada musim hujan sekarang terus siap 24 jam secara bergilir," tambahnya yang dibenarkan kawan-kawannya. Menanggapi permintaan warga, Poltak mengatakan untuk sementara memang ada 15 orang karyawannya dibagi dalam tiga shift melakukan siaga banjir di lokasi itu. Karena proyek bernilai Rp1,8 miliar itu baru tahap uji coba jadi belum diserahterimakan kepada DPU DKI. (Ssr/J-3)> Post Date : 16 Februari 2005 |