|
Medan, Kompas - Akibat hujan deras yang mengguyur sepanjang Selasa (9/5) malam, Sungai Deli meluap dan merendam hampir 1.000 rumah di Kecamatan Medan Maimun, Kota Medan, Sumatera Utara. Warga sekitar yang sudah terbiasa dengan banjir tahunan itu tidak mengungsi, hanya memindahkan barang-barang mereka ke tempat yang lebih tinggi. Banjir terparah melanda lingkungan VII, VIII, dan IX Kelurahan Sei Mati, Kecamatan Medan Maimun, yang terletak di tepi Sungai Deli. Menurut keterangan warga, banjir terjadi pukul 04.30. Hingga Rabu (10/5) pukul 10.00, ketinggian air masih mencapai lebih dari 1,5 meter. Warga berkumpul di tempat yang lebih tinggi, menunggu air surut pada siang atau sore hari. Mereka tampak tak acuh dan sudah terbiasa dengan keadaan itu. Dua gedung sekolah, SD Negeri 067092 dan SD Negeri 060788 terendam air sehingga siswanya diliburkan. Ketua Lingkungan VIII Kelurahan Sei Mati Rusli Nasution (65) mengatakan, banjir itu merupakan yang kedua kali sepanjang tahun 2006. "Sebelumnya terjadi banjir tiga kali April lalu. Tidak ada korban jiwa karena masyarakat sudah biasa meskipun mereka tidak menduga banjir kali ini, yang datangnya tiba-tiba," katanya. Rusli menambahkan, hingga saat ini belum ada penanganan efektif dari Pemerintah Kota Medan untuk mengatasi banjir itu. Padahal, intensitas banjir meningkat belakangan ini. Warga lain, Azimar, mengemukakan, banjir juga disebabkan penimbunan lahan di tepi sungai untuk perumahan. "Penimbunan itulah yang menyebabkan air yang meluap dari sungai tidak segera surut," katanya. Camat Medan Maimun Azwanto mengungkapkan, banjir itu merupakan banjir kiriman dari hulu yang sering terjadi saat musim hujan. Banjir kali ini merendam enam kelurahan, yaitu Kelurahan Aur, Kuta Raja, Hamdan, Sei Mati, Kampung Baru, dan Jati. Masih mengungsi Adapun 49 keluarga atau lebih kurang 230 jiwa korban banjir di Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, ujung timur Pulau Bali, hingga kemarin petang masih bertahan di pengungsian atau di rumah rumah tetangga dan kerabat di sekitarnya. Mereka adalah sebagian dari 112 keluarga yang terpaksa mengungsi akibat banjir, Minggu dini hari. "Sebanyak 49 keluarga yang masih bertahan di pengungsian itu adalah mereka yang rumahnya terkena genangan paling parah," tutur I Nyoman Merta, Kelian (Kepala) Dusun Tengading yang sekaligus Ketua Satgas Posko Penanggulangan Bencana Alam Kecamatan Manggis di Tengading, 45 kilometer timur Denpasar, Rabu petang. I Nyoman Merta menjelaskan, sebagian atau 63 keluarga korban bencana banjir sudah kembali ke rumah masing-masing setelah genangan surut. (FRO/ANS) Post Date : 11 Mei 2006 |