Sungai Dangkal, Banjir Mengintai

Sumber:Indo Pos - 15 Desember 2006
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
TRENGGALEK - Pemerintah diminta segera melakukan langkah nyata dalam mengantisipasi musim penghujan yang mulai datang. Salah satunya, dengan mengeruk sejumlah sungai yang mengalami pendangkalan akibat bencana banjir bandang 20 April lalu.

Desakan ini disampaikan sejumlah anggota komisi C DPRD Trenggalek. Dewan prihatin dengan sikap pemkab karena dianggap kurang tanggap bencana.

"Banjir bandang yang pernah menenggelamkan Kota Trenggalek delapan bulan lalu harusnya menjadi pelajaran berharga. Jangan hanya menyalahkan faktor alam, tapi juga harus diantisipasi dengan melakukan langkah nyata," cetus anggota komisi C dari Fraksi Reformasi, Ahmad Jauzy Turseno.

Sejumlah anggota komisi C yang lain menyebut sejumlah sungai yang mengalami pendangkalan. Terutama di jalur Sungai Ngasinan seperti terlihat di Bendungan Bagong, Ngantru, sungai Nglongsor, Tugu maupun sejumlah anak sungai Ngasinan yang terdapat di berbagai wilayah kota maupun kecamatan-kecamatan di bawahnya.

"Bisa dibayangkan, jika hujan sudah turun, seluruh air yang mengguyur di berbagai wilayah Trenggalek itu hampir semuanya bermuara di Sungai Ngasinan. Itu artinya, volume air akan semakin besar sebagaimana tahun-tahun sebelumnya. Ini tentu akan jadi masalah jika kondisi sungai mengalami pendangkalan," timpal Syamsul Anam, anggota komisi C yang lain menambahi.

Tapi tragisnya, meski kondisi itu menyebabkan Trenggalek kembali masuk dalam daftar wilayah yang rawan banjir, sikap Pemkab Trenggalek justru terkesan menunggu kejadian. Buktinya, di samping belum ada perencanaan matang, anggaran untuk pengerukan sungai itu sampai saat ini masih nol alias tidak ada.

"Pasca musim kering yang begitu panjang ini, risiko banjir itu sangat tinggi. Kita tentu tidak akan pernah berharap hal itu terjadi. Tapi jika hal ini tidak diantisipasi, sama halnya kita membiarkan nyawa warga kita kembali terenggut sia-sia," lanjut Jauzy serius.

Sekadar mengingatkan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) serta Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Nasional kembali mengingatkan bahwa Trenggalek masih termasuk satu wilayah yang diidentifikasi paling rawan bencana. Bukan saja karena curah hujan yang tinggi, tapi juga kondisi kemiringan tanah yang memang rawan longsor.

Buruknya kualitas tanah dan kemampuannya melakukan penyerapan air hujan membuat setiap lereng bukit atau gunung yang ada di kota keripik tempe ini dapat bergerak sewaktu-waktu. Risiko makin buruk mengingat kawasan hutan Trenggalek saat ini nyaris gundul. Baik disebabkan oleh pembalakan liar maupun faktor kekeringan yang sempat melanda hampir semua kecamatan di wilayah ini.

Berdasar hasil identifikasi foto satelit BMG, tak kurang dari 11 kecamatan yang saat ini dinyatakan rawan banjir dan longsor. Itu meliputi Kecamatan Bendungan, Trenggalek, Tugu, Durenan, Karangan, Pule, Panggul, Dongko, Kampak, Watulimo dan Munjungan. Di Jawa Timur sendiri berdasar surat edaran BMG ada 21 kabupaten/kota yang rawan bencana. Dan Trenggalek merupakan salah satu wilayah yang paling berisiko mengalami bencana setelah Kabupaten Pacitan yang memiliki 12 kecamatan rawan longsor dan banjir bandang.

Saat ini memang ada pengerukan dasar saluran irigasi sawah Durenan. Namun pengerukan dengan alat berat itu dilakukan oleh Dinas Pengairan Jawa Timur. Skala pengerukan juga kecil. (des)



Post Date : 15 Desember 2006