|
CIMAHI, (PR).-Aliran Sungai Citopeng akhir pekan lalu meluap di wilayah Sasakmalang dan menggenangi sebagian rumah warga RT 4 RW 2 Kel. Melong, Kec. Cimahi Selatan. Air berwarna hitam pekat itu masuk ke rumah sampai setinggi perut orang dewasa, kata Anih (42) salah seorang warga, ketika ditemui di lokasi, Minggu (18/2). Menurut Anih, sejak 2006 lalu, sudah empat kali aliran Sungai Citopeng di lokasi Sasakmalang meluap hingga masuk ke dalam rumah. Biasanya, hanya air cileuncang di jalan saja. Tapi, sudah empat kali sejak 2006 airnya masuk ke dalam rumah, terutama saat hujan deras, katanya. Anih menuturkan, lima tahun lalu, kedalaman Sungai Citopeng di sekitar Sasakmalang masih sekira 3 m. Namun saat ini kedalamannya tak lebih dari 1 m saja. Berdasarkan pengamatan PR kemarin, lumpur bekas luapan air Citopeng di sekitar Sasakmalang yang merendam rumah warga Jumat (16/2), tampak sudah dibersihkan. Maklum, katanya Wali Kota Cimahi mau datang. Jadi warga rame-rame kerja bakti membersihkan sisa banjir. Biasanya, banjir itu mulai surut setelah dua hari, kata Anih. Akhir Januari lalu, aliran Sungai Citopeng meluap akibat robohnya benteng belakang PT Hintex. Air bercampur limbah batu bara yang meluap bahkan menggenangi sejumlah rumah warga hingga ketinggian 1 m. Nining (32), warga RT 2 RW 1 Kp. Mancong Kel. Melong, mengaku, air berwarna hitam bercampur butiran limbah batu bara masuk ke rumahnya sampai setinggi pinggang orang dewasa. Saat itu, barang-barang berharga milik Nining banyak yang tak bisa diselamatkan karena luapan air datang begitu cepat. Agar kejadian tersebut tak terulang, aliran Sungai Citopeng sepanjang 400 m dikeruk hingga kedalamannya bertambah 1 m. Pengerukan dilakukan menggunakan dua unit backhoe. Dikeruk Ketika dikonfirmasi, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) Kota Cimahi Sumardjito, didampingi Kabag TU Dinas LH Kota Cimahi Achmad, mengatakan, aliran Sungai Citopeng tidak bisa diperlebar, karena kedua sisinya berbatasan dengan jalan. Yang paling ideal, sungainya diperdalam untuk melancarkan air. Pembuatan kirmir juga terus dilakukan, katanya. Aliran Sungai Citopeng belakangan ini sering meluap karena banyaknya penyempitan badan sungai. Di wilayah RW 2 dan Rw 10 Kel. Melong, misalnya, banyak bangunan yang dibangun di bahu sungai. Selain itu, sampah yang dibuang ke sungai juga turut menjadi penyebab. Solusi untuk menghentikan banjir, harus dimulai dengan penataan dan penghijauan di hulu sungai, ujar Sumardjito. (A-158) Post Date : 19 Februari 2007 |