Sungai Citanduy Meluap, Kalipucang Terendam

Sumber:Pikiran Rakyat - 06 Desember 2010
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

CIAMIS, (PR).- Puluhan rumah di Dusun Majingklak Desa Pamotan Kec. Kalipucang, Kabupaten Ciamis, kembali tergenang banjir setinggi 20-50 cm, sejak Sabtu malam (4/12) hingga Minggu (5/12) kemarin. Puluhan rumah tersebut tergenang banjir, setelah Sungai Citanduy meluap akibat intensitas air yang besar.

Akibat banjir tersebut, warga dibuat sibuk karena harus mengemasi barang-barang berharga mereka agar tidak terendam air. "Kalau tidak cepat diangkut, habislah barang-barang berharga kami," kata Jamil, warga di Blok Krisikan Dusun Majingklak Desa Pamotan kepada "PR", Minggu kemarin.

Selain rumah Jamil, yang tergenang air hingga ketinggian mencapai 50 cm itu antara lain rumah milik Yanto, Tugino, Jarwo, Kablidu, Turah, dan Siswanto. Hingga Minggu kemarin, air tampak belum surut karena Sabtu malam, di kawasan Ciamis kembali turun hujan.

Berdasarkan pemantauan "PR", selain menggenangi puluhan rumah, air luapan Citanduy tersebut juga menggenangi puluhan hektare tanaman padi siap panen di Blok Pasirbedil dan Kedungpalungpung, Desa Tunggilis Kalipucang.

"Selain itu, banjir juga telah menggenangi sekolah dan sejumlah langgar di kawasan kami," kata Jamil.

Kasamudin, tokoh masyarakat Majingklak Desa Pamotan mengatakan, banjir rob-roban yang membuncah melalui Sungai Citanduy benar-benar telah mengejutkan warga di daerahnya. Pasalnya sebelum banjir, kondisi cuaca sejak sore hingga malam hari cukup cerah.

"Akan tetapi, selepas isa, warga dikejutkan oleh kejadian meluapnya Citanduy, hingga airnya masuk ke rumah-rumah warga," kata Kasamudin.

Dia menduga, penyebab bajir rob-roban dari Sungai Citanduy itu, adalah karena hujan yang terjadi di hulu sungai yakni di dari Tasikmalaya, Ciamis, dan Banjar.

Di tempat terpisah, sejumlah petani yang tanaman padi siap panennya tergenang banjir, mengatakan, banjir itu dipastikan membuat petani sulit memanen padi. Pasalnya, air yang menggenangi sawah biasanya tidak mudah surut.

"Kami harus mengeluarkan biaya ekstra untuk menyewa perahu," ujar Udis salah seorang petani. (A-112)



Post Date : 06 Desember 2010