Sungai Cisaranten Jebol, Ratusan Rumah Terendam

Sumber:Pikiran Rakyat - 13 Desember 2005
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
BANDUNG, (PR). Ratusan rumah di sekitar Gedebage terendam banjir akibat jebolnya tanggul Sungai Cisaranten Kulon, setelah hujan deras mengguyur wilayah Bandung Timur, Senin (12/12) siang.

Banjir juga menggenangi ruas jalan utama Soekarno-Hatta (By Pass) di sekitar Gedebage, hingga menyebabkan kemacetan lalu lintas dari sore hingga menjelang malam hari. Selain itu, terdapat sedikitnya tiga titik genangan air yang cukup dalam di ruas jalan Gedebage-Bojongsoang hingga menghambat laju kendaraan.

Kawasan permukiman yang terendam banjir berada di wilayah Kelurahan Cisaranten Kulon Kecamatan Arcamanik dan Cisaranten Kidul Kecamatan Rancasari Kota Bandung. Warga di Cisaranten Kulon sempat panik dengan jebolnya tanggul tersebut. Luapan air baru bisa diatasi, setelah ratusan warga bergotong royong berusaha menutup tanggul tersebut.

Kerugian akibat banjir ditaksir mencapai puluhan juta rupiah, karena banyaknya barang elektronik dan perabot rumah tangga yang tak terselamatkan dan terendam air. Tak ada korban jiwa pada peristiwa kemarin.

Ketua RW 11 Kelurahan Cisaranten Kulon, Tatang (51), mengatakan bahwa peristiwa banjir itu terjadi secara mendadak sekira pukul 15.00 WIB, saat turun hujan lebat.

Menurutnya, warga mendengar suara ledakan diiringi suara gemuruh air yang cukup keras. Sontak warga berlarian keluar. Kebanyakan dari mereka tak dapat berbuat apa-apa saat air yang telah bercampur lumpur datang dan memasuki rumahnya.

Untuk mengatasinya, ratusan warga turun tangan bergotong royong menutup tanggul itu dengan kayu, bilik, bambu, dan karung berisi pasir. Akhirnya, tanggul yang jebol selebar lima meter itu dapat ditutupi hingga genangan air di perumahan warga tak terlalu tinggi.

"Walaupun tanggul sudah diatasi, warga yang berdekatan dengan sungai masih merasa khawatir karena tak menutup kemungkinan tanggul itu akan jebol lagi, kata Tatang, yang tengah membersihkan lantainya saat ditemui PR, sore kemarin.

Permukiman yang saling berdempetan, lanjutnya, cukup efektif menahan arus air hingga tak ada rumah yang rusak terempas aliran air dari Sungai Cisaranten Kulon itu. Ketinggian air di sekitar Cisaranten Kulon mencapai 50 sentimeter hingga satu meter.

Cisaranten Kidul

Imbas dari jebolnya tanggul di Cisaranten Kulon, membuat air meluap di sekitar Cisaranten Kidul Kecamatan Rancasari. Terlebih, belum selesainya projek normalisasi Sungai Cisaranten-Cinambo di sekitar Gedebage, membuat banjir semakin parah hingga menggenang jalanan antara Gedebage dan Bojongsoang.

Ratusan permukiman yang terendam di sekitar Cisaranten Kidul berada di sekitar Bojongmanjah, Perumahan Arisandi I, dan sebagian Perumahan Pusdikmin Polri Gedebage. Terminal peti kemas Gedebage pun tak luput dari genangan air tersebut.

Seperti dikatakan Mulyan (30), salah seorang warga Bojongmanjah, kejadian banjir yang menimpa lingkungannya telah beberapa kali terjadi. Namun, kejadian banjir kali ini adalah yang paling parah dibandingkan sebelumnya. Ketinggian air yang menggenang permukiman di Cisaranten Kidul bervariasi antara 30 sentimeter hingga satu meter.

Hal itu dibenarkan Ketua RT 3 RW 11 Cisaranten Kidul, Ny. Sukirman (54). Menurutnya, banjir di wilayahnya belum pernah terjadi sebelum projek normalisasi Sungai Cisaranten-Cinambo dilaksanakan beberapa waktu lalu. Ia berharap, penanganan yang serius dapat segera dilakukan Pemkot Bandung untuk mengatasi banjir tersebut.

Macet total

Genangan air di Jalan Soekarno-Hatta (By Pass) sekitar Gedebage juga membuat antrean kendaraan dari dua arah berlawanan tak dapat dihindari. Ratusan kendaraan tertahan karena kedalaman air yang menggenang cukup dalam.

Antrean kendaraan dari arah Samsat menuju Gedebage mencapai lebih dari satu kilometer. Sementara, dari arah sebaliknya antrean mencapai 500 meter. Kemacetan itu membuat sibuk para petugas kepolisian dalam mengatur arus lalu lintas.

Kemacetan juga terlihat di ruas jalan Gedebage-Bojongsoang. Terdapat sedikitnya tiga titik banjir yang cukup dalam hingga cukup menciutkan para pengendara untuk melanjutkan perjalanannya.(A-124/A-72)

Post Date : 13 Desember 2005