Sungai Cipanas Meluap Rendam Ribuan Rumah

Sumber:Pikiran Rakyat - 19 Desember 2008
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

INDRAMAYU, (PR).- Ribuan rumah di lima desa yang tercakup ke dalam wilayah Kec. Terisi dan Kec. Cikedung, Kab. Indramayu, Kamis (18/12), terendam banjir akibat meluapnya Sungai Cipanas.

Selain merendam permukiman warga, banjir setinggi 0,5-1,5 meter tersebut merendam dua jembatan besar, sehingga memutuskan akses jalan dari dan menuju Terisi dan Cikedung serta daerah-daerah sekitarnya. Bahkan, banjir juga menggenangi ratusan hektare areal sawah. Warga terpaksa mengungsi dan mendirikan tenda-tenda darurat di sepanjang rel kereta api dekat stasiun setempat.

Keterangan yang dihimpun menyebutkan, kelima desa yang terendam banjir adalah Desa Rajasinga, Jatimulya, Loyang, dan Karangasem (Kec. Terisi) serta Desa Mundakjaya (Kec. Cikedung). Sedangkan dua jembatan yang menghubungkan kedua wilayah dengan daerah lain, adalah jembatan Cilogog di Desa Rajaiyang Kec. Losarang dan jembatan Loyang di Kec. Terisi. Kedua jembatan itu tidak bisa dilalui kendaraan roda dua dan empat, sehingga warga harus memutar arah sejauh puluhan kilometer.

Dari hasil pemantauan di lapangan, banjir terparah terjadi di Kec. Terisi, tepatnya di Desa Rajasinga dan Karangasem. Luapan air Sungai Cipanas mulai terlihat pagi hari dan langsung merendam hampir seluruh permukiman warga setinggi rata-rata 1,5 meter.

Tidak ada korban jiwa serta kerusakan rumah akibat banjir terkait meluapnya Sungai Cipanas tersebut. Namun, warga yang tinggal di kedua desa tersebut lebih memilih mengungsi ke tempat yang lebih aman, khususnya di sepanjang rel kereta api (KA) yang posisinya relatif lebih tinggi.

Rutin terjadi

Polisi dibantu aparat keamanan dari kecamatan dan koramil, ikut membantu jalannya evakuasi untuk menghindari jatuhnya korban.

Camat Terisi Drs. Welly Kuswaluyo mengatakan, banjir yang terjadi di wilayahnya disebabkan oleh meluapnya Sungai Cipanas yang membentang sampai ke muara Losarang. Banjir di wilayah itu rutin terjadi setiap tahun.

Keadaan tersebut diperparah oleh adanya kiriman air dari daerah hulu sebagai dampak dari tingginya intensitas curah hujan. "Jadi, meskipun di Terisi tidak hujan, kalau di hulu hujan terus-menerus, akan mengakibatkan sungai meluap dan otomatis merendam wilayah kami," katanya.

Welly bersama Kapolsek Cikedung Inspektur Satu Wawan Suhendar yang ditemui di lokasi, tengah memberikan bantuan bahan makanan bagi para pengungsi. Dari laporan yang diterima, 25 warga korban banjir di Kec. Terisi harus mendapat perawatan petugas medis gabungan PMI dan puskesmas setempat, karena menderita gatal-gatal.

Hingga petang kemarin, posko pelayanan kesehatan bencana banjir yang didirikan pemerintah kecamatan setempat terus melayani para korban yang mengalami gangguan kesehatan. "Kebanyakan pasien dengan keluhan gatal-gatal. Ada memang yang mengeluh sakit lain, tapi itu bukan dampak banjir," ujar seorang petugas PMI Cabang Indramayu yang ikut disiagakan di lokasi.

Diperoleh keterangan, selain musibah banjir, hujan deras dan angin kencang juga merobohkan rumah milik warga di Desa Sambimaya, Kec. Juntinyuat, Kab. Indramayu. Rumah milik Sutarya (64) roboh pada Kamis (18/12) sekitar pukul 3.00 WIB.

Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu, namun seorang cucu Sutarya, Dwiyanti (3) mengalami cedera di wajah dan kepala akibat terkena serpihan bangunan rumah yang ambruk. Camat Juntinyuat Drs. Udi Suwarsudi ketika ditemui di lokasi kejadian mengatakan, rumah korban roboh karena konstruksinya kurang memadai. (A-96)



Post Date : 19 Desember 2008