|
TASIKMALAYA, (PR).- Ketenangan warga Kampung Paseh Taraju Kelurahan Tuguraja Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya kembali terusik. Mereka dibuat resah, menyusul dugaan tercemarnya kembali aliran Sungai Cikalang yang melintas di daerah mereka. Pasalnya, beberapa hari terakhir warna air sungai berubah menjadi biru keputih-putihan, dibarengi pula dengan keluarnya bau tidak sedap yang cukup menyengat. Bukan hanya itu, sejumlah kolam milik warga setempat ikannya banyak yang mati. Melihat kondisi tersebut, sejumlah warga menduga penyebab kematian ikan berasal dari air sungai yang mereka gunakan sudah tercemar lagi. Selain itu, mereka juga mengaku air sumur milik warga yang berada di sekitar sungai sudah tidak bisa digunakan lagi bagi kebutuhan air minum. Pasalnya, air sumur itu menimbulkan bau tidak sedap dan warnanya kehitaman. "Kejadian seperti ini sudah beberapa kali sempat hilang atau air bagus, tapi sepuluh hari lalu air sungai bau lagi seperti kejadian sebelumnya. Ikan warga juga banyak yang mati lagi," kata salah seorang tokoh masyarakat RW 04 Kel. Tuguraja, Ajid A. Madjid, kemarin sambil mengajak keliling melihat kondisi kolam warga yang tercemar. Menurutnya, bila melihat warna dan bau yang keluar dari air Sungai Cikalang, diduga penyebabnya berasal dari limbah pabrik kulit yang dibuang ke sungai. Apabila dugaan itu benar, artinya sudah berulang-ulang terjadi, tapi tidak pernah ada penyelesaiannya hingga tuntas. Padahal, sebulan lalu puluhan warga dari dua RW, yaitu RW 4 dan RW 5 Kp. Slaawi dan Taraju sempat mengajukan protes atas pencemaran Sungai Cikalang. Ketika itu dilakukan pertemuan, difasilitasi Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Pemerintah Kota Tasik. Waktu itu, lanjutnya, ada kesanggupan pengusaha pabrik memperbaikinya. Keesokan harinya memang betul air sungai jadi bagus, tapi entah kenapa Minggu (10/10) lalu kualitas air menjadi jelek lagi."Terpaksa kami harus mengambilnya air dari sumur artesis dan dari Gunung Secang ," kata Oleh, warga RT 5 RW 4 Kp. Taraju. (A-116) Post Date : 21 Oktober 2004 |