|
Banjir di jakarta tidak bisa hanya dengan memperbaiki infrastruktur. Masyarakat pun harus diajak memikirkan bagaimana mencegah banjir. Selama ini budaya yang mendukung terjadinya banjir seperti membuang sampah di sungai masih terjadi. apalagi rumah-rumah yang berdiri di bantaran sungai menjadikan sungai sebagai tempat membuang sampah. Gubernur joko Widodo pun rela blu sukan atau keluar masuk kampungkampung untuk mengampanyekan penanganan banjir di jakarta. Termasuk pula mengajak masyarakat turut serta dalam mengatasi banjir. Saat berdialog dengan warga di Cideng, jakarta Pusat, jokowi mengajak masyarakat ikut berpartisipasi menanggulangi banjir yang dimulai dari lingkungan masing-masing. “Saya ini sering merasakan banjir karena sejak lahir sampai SD kelas enam, tempat tinggal saya berpindah-pindah, dan selalu berada di bantaran sungai. Banjir jadi makanan sehari-hari. Oleh sebab itu, saya tidak ingin masyarakat jakarta mengalami banjir,“ kata jokowi saat menjawab pertanyaan Eti, warga rW 03 Cideng tentang pengalamannya saat banjir. Kemudian Ketua rW 03 Cideng Soegijono yang ikut hadir dalam dialog mengajukan pertanyaan kepada gubernurnya. “Tolong ditegaskan kembali program penanganan banjir untuk jangka panjang? Lalu bagaimana dengan jangka pendeknya agar warga dapat menikmati dan merasakan hasilnya langsung.“ Jokowi langsung menjawab. “Kalau Pak rT dan Pak rW, menggerakkan warganya membersihkan selokan. agar selokan tidak ada sampah dan sedimen, paling tidak lingkungan Pak rW sendiri tidak kebanjiran. akan tetapi, kalau kita mengharap bahwa saya baru seminggu atau dua minggu jadi gubernur lalu tidak ada banjir, (tidak bisa), karena banjir ini sudah berpuluh-puluh tahun. intinya dukungan dari rT, rW, dan seluruh masyarakat,“ jawab jokowi sambil tersenyum. Penggagas jakarta Baru itu mengakui keterbatasannya sebagai manusia. ia tidak menjanjikan kemulukan bahwa banjir hilang dalam waktu singkat. namun, ia berjanji akan terus berusaha optimal sebagai pemimpin ibu Kota ini. Tahun demi tahun, ia yakin ada peningkatan solusi atas banjir. “ini namanya saya kan manusia. Sebagai pemimpin di jakarta saya akan berusaha semaksimal mungkin. Tidak bisa dalam waktu sebulan atau dua bulan. Tapi tiap tahun harus berkurang, hingga suatu saat jakarta bebas banjir,“ tegasnya. Secara eksplisit jokowi juga menaruh perhatian pada budaya hidup bersih membuang sampah. ia mengampanyekan kepada warga untuk membuang sampah pada tempatnya. ia tegaskan bahwa sungai, selokan, atau saluran air lainnya bukanlah tempat pembuangan sampah. Jokowi menyatakan siap mengerahkan perangkat kerjanya untuk mengangkut sampah dari permukiman warga. namun, ia tambahkan semua harus disertai dengan budaya hidup bersih dan kerja bakti masyarakat. ia menyebutkan idealnya kerja bakti digelar dua pekan sekali oleh warga. Pesan itu telah disampaikannya kepada rT, rW, lurah, dan camat. “Sebetulnya sudah kami kerahkan petugas untuk mengangkut sampah dan sedimen dari sungai, kali kecil, selokan. Tapi tiga sampai empat hari sampah muncul lagi. Kampanye untuk budaya bersih dan kerja bakti harus digerakkan di mana pun, di masyarakat, di kantor, di pasar. Kalau tidak, kita akan begini-begini terus,“ tegasnya. Berdasarkan perhitungannya, setiap hari ada 5.600 ton sampah. Sebanyak 30% sampah itu berada di selokan, drainase, kali-kali kecil, hingga sungai besar. Tentu saja timbunan sampah ini mengganggu aliran air di kali. “Kalau sampah dan sedimen dibersihkan dari selokan, drainase, kali, ini sudah membantu penanganan banjir sebesar 30%-40%.“ Tidak hanya di Cideng jokowi menyosialisasikan penanganan banjir. Saat blusukan di perkampungan rawan banjir di tepi Sungai Ciliwung, jokowi tampak lincah dan semangat menghampiri warga dan langsung melihat kondisi sungai. Ia berdiri di atas sebuah rakit bambu di atas sungai. Kemudian jokowi menanyakan kondisi lingkungan di sekitar sungai kepada lurah dan camat yang menemaninya. Kemudian seperti biasa jokowi memberi kesempatan kepada warga berdialog dengannya tentang masalah banjir. jokowi pun tidak pernah jemu meminta agar warga membudayakan hidup bersih dan tidak membuang sampah sembarangan. (nyt/j-4) Post Date : 23 November 2012 |