RIBUAN rumah penduduk dan ribuan hektare areal pertanian di beberapa kabupaten dan kota di Provinsi Jambi terendam banjir seiring dengan meluapnya permukaan Sungai Batanghari akibat tingginya curah hujan dua pekan terakhir.
Permukiman penduduk yang terendam banjir dengan ketinggian bervariasi antara 30 cm hingga 1 meter tersebut umumnya berada di dekat bantaran sungai.
Menurut catatan petugas di pos pemantau debit air Sungai Batanghari Ancol Jambi, ketinggian permukaan sungai sudah menembus 13,50 meter atau nyaris mencapai level siaga satu 13,60 meter.
Kendati belum begitu buruk dampaknya terhadap permukiman warga di Kota Jambi, luapan sejumlah anak Sungai Batanghari sudah menggenangi permukiman sepanjang bantaran di daerah hulu sungai, seperti di Kabupaten Merangin, Sarolangun, Tebo, dan Kabupaten Batanghari. Ketinggian air berkisar 50 cm sampai 1 meter di atas pekarangan rumah warga.
Banjir terparah melanda Kecamatan Muaratabir, Kabupaten Tebo. Menurut catatan di Kantor Kecamatan Muaratabir, banjir yang melanda wilayah pertemuan Sungai Batang Tabir dengan Sungai Batang Bungo (keduanya bermuara ke Sungai Batanghari) menggenangi lebih 1.500 rumah penduduk di lima desa, yakni Muarotabir, Embacanggedang, Pintastuo, Bangkopintas, dan Tanahgaro.
Empat kabupaten terendam Sementara itu, empat kabupaten di Riau saat ini terendam banjir akibat tingginya curah hujan yang membuat meluapnya sejumlah sungai. Sedikitnya 13.213 keluarga di 21 kecamatan dan 88 desa di Riau terendam banjir.
Berdasarkan data terakhir Dinas Sosial Riau, empat kabupaten di Riau yang saat ini sedang mengalami banjir adalah Indragiri Hulu, Pelalawan, Kampar, dan Rokan Hulu. Kondisi banjir terparah terjadi di Indragiri Hulu.
Sekitar 5.661 keluarga rumahnya terendam. Dari 15 kecamatan yang ada, sekitar 9 kecamatan dengan 56 desa terendam air luapan Sungai Indragiri setinggi 1-2 meter.
"Untuk Inhu (Indragiri Hulu) yang paling parah, kami sudah mengirimkan tiga kali bantuan," kata Kepala Dinas Sosial Riau Lukman Mat.
Musibah banjir juga melanda Kabupaten Pandeglang, Banten. Akibat hujan deras selama beberapa jam, ribuan rumah di empat kecamatan langsung terendam banjir dan satu kecamatan lainnya dilanda longsor.
Banjir bandang juga mel a n d a Purbalingga, Jawa Tengah, akibat meluapnya Sungai Pete dan berlanjut ke Sungai Gintung. Akibatnya, sejumlah rumah hanyut dan rusak serta satu orang hilang.
Dampak terparah terjadi di Dusun K ranganyar, Desa Gunun Wuled, Kecamatan Rem bang. Meski tidak ad korban jiwa, dua rumah warga hilang diterjang banjir bandang.
Banjir bandang juga merusak ratusan hektare ( h a ) sawah y a n g berada di sepanjang Sungai Pete.
Selain menghanyutkan rumah, jalan yang menghubungkan Kecamatan Rembang dengan Kecamatan Pandanarum, Kabupaten Banjarnegara, juga ambles diterjang banjir bandang. Sampai sekarang, warga bergotong royong memperbaiki jalan yang ambles tersebut. Dalam rangka mengantisipasi banjir, Pemerintah Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, melakukan pemasangan alat pendeteksi di wilayah tersebut. Sebelas dari 13 kabupaten/kota di Kalsel merupakan daerah rawan banjir dan tanah longsor.
Bupati Banjar Gusti Khairul Saleh mengatakan keberadaan alat pendeteksi banjir sangat penting untuk mengantisipasi datangnya bencana bagi masyarakat dan pemerintah daerah.
Pada bagian lain, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Kalsel, Zainal Ariffin, mengatakan Kalsel saat ini masuk dalam status siaga bencana banjir. "Berdasarkan hasil pemantauan tim Satkorlak Penanggulangan Bencana di lapangan, awal tahun ini diprediksi paling rawan terjadi banjir," katanya, kemarin.
Gubernur Kalsel Rudy Ariffin telah melayangkan surat imbauan kewaspadaan terhadap bencana kepada seluruh kepala daerah di 13 kabupaten/ kota di Kalsel. (RK/RM/AA/LD/M-2)
Post Date : 07 Januari 2010
|