Sungai Batanghari Meluap, Jambi Siaga Satu

Sumber:Kompas - 27 Desember 2007
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
Jambi, Kompas - Pemerintah Provinsi Jambi menetapkan status siaga satu banjir setelah permukaan air Sungai Batanghari di Kota Jambi naik menjadi 13,89 meter akibat peningkatan curah hujan dua pekan terakhir. Selain itu, banjir juga merendam kota Taliwang di Sumbawa Barat, dan 11 desa di Nias, Sumatera Utara.

Dengan status siaga satu, Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah (Kimpraswil) Jambi menyiapkan 50.000 karung berisi pasir serta beronjong untuk mengantisipasi banjir dan longsor pada tepian sungai.

"Karung pasir dan beronjong siap kami bagikan gratis kepada setiap kabupaten yang membutuhkan," tutur Nino Guritno, Kepala Dinas Kimpraswil Provinsi Jambi, Rabu (26/12).

Menurut Nino, tinggi muka air (TMA) Sungai Batanghari naik sangat cepat pada musim hujan kali ini. "Kalau pada tahun-tahun sebelumnya, muka air sungai naik pesat sekitar bulan Februari. Tapi kali ini, air sudah naik drastis menjelang akhir tahun," ujarnya.

Menurut Sebastian, koordinator pemantauan stasiun duga air Sungai Batanghari, TMA Batanghari naik drastis selama Desember. Pada pekan pertama Desember, TMA rata-rata 12,25 meter, naik menjadi 13,55 meter pada pekan ketiga. Pekan ini TMA telah mencapai 13,89 meter.

Saat ini enam kabupaten di Jambi mengalami banjir, yaitu Tanjung Jabung Timur, Kota Jambi, Muaro Jambi, Batanghari, Bungo, dan Kerinci.

Kota Taliwang

Banjir sejak Selasa malam lalu hingga Rabu dini hari juga melanda kota Taliwang, ibu kota Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat. Banjir terjadi menyusul hujan yang nyaris tanpa henti sejak hari Selasa.

Menurut Mulyadi, Kepala Bagian Pemerintahan Kabupaten Sumbawa Barat, di Taliwang hari Rabu, kerusakan bangunan yang baru diketahui berupa satu rumah panggung di Sungai (Brang) Reak hanyut dan tembok pembatas SDN 2 Taliwang roboh sepanjang 60 meter.

Banjir disebabkan Brang Reak dan Brang Enek meluap, menjadikan wilayah kota, termasuk Kantor Bupati Sumbawa Barat, terendam air setinggi leher orang dewasa (sekitar 1,50 meter).

Sebagian besar warga dilaporkan tidak tidur semalam. Mereka mengungsi ke dataran lebih tinggi, ada pula yang memilih bertahan tinggal di atas rumah panggung. Aliran listrik terputus sekitar pukul 23.30 Wita, membuat suasana kota menjadi gelap.

Proses belajar-mengajar diliburkan, kegiatan tes calon pegawai negeri sipil yang dilaksanakan Rabu pagi ditunda. Transportasi dari dan ke kota Taliwang lumpuh satu malam.

Mulyadi mengatakan, air berangsur-angsur surut mulai Rabu pagi pukul 09.00 Wita dan hingga Rabu siang ketinggian air mencapai mata kaki orang dewasa. "Saat ini kami sedang membersihkan rumah karena teras, ruang tamu, kamar tidur, dan dapur tertutup lumpur," ujarnya.

11 desa terendam

Selain itu, di Kabupaten Nias, Sumatera Utara, 11 desa terendam banjir dalam dua hari terakhir. Banjir terjadi di Kecamatan Gunungsitoli Selatan, Gido, dan Bawalato. "Di lokasi memang masih ada air. Tetapi, kondisi secara umum, genangan akibat banjir mulai surut. Banjir itu terjadi karena luapan sungai di tiga kecamatan. Para korban umumnya berada di daerah aliran sungai," kata Kepala Kepolisian Resor Nias Ajun Komisaris Besar AS Sitorus, Rabu saat dihubungi dari Medan.

Banjir terjadi akibat hujan lebat selama dua hari tanpa henti. Tidak ada korban jiwa dalam musibah tersebut. (ITA/NDY/RUL)



Post Date : 27 Desember 2007