|
Bandung, Kompas - Sebagian sumur warga di Kelurahan Mandala Jati mulai tercemar air lindi dari Tempat Pembuangan Akhir sampah Cicabe. Warga menuntut agar TPA Cicabe bisa segera ditutup. Kalau tidak ditutup, warga mengancam akan mencegat dan menyandera truk sampah yang lewat. Hal ini disampaikan warga RW 06, Kelurahan Mandala Jati, Kecamatan Cicadas, Kota Bandung, yang tergabung dalam Gerakan Masyarakat Mandala Jati saat berunjuk rasa di jalan masuk menuju Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Cicabe, Jalan Abdul Hamid, Minggu (12/2). Tidak kurang dari 80 warga memenuhi jalan. Mereka membawa poster dalam berbagai ukuran yang bertuliskan penolakan sampah dan tuntutan agar TPA Cicabe segera ditutup. Kalau tidak ditutup, kami akan mencegat setiap truk sampah yang lewat, papar Entis Sutisna (34), salah satu warga. Dalam unjuk rasa itu, rencananya warga akan menyandera truk yang lewat. Namun, tidak satu pun truk sampah yang melintas. Demam berdarah Tarso (56), warga lainnya, menjelaskan, sudah sejak sebulan lalu air sumur para warga mulai mengeluarkan aroma tidak sedap. Bahkan, air tidak bisa dipakai untuk minum. Yono Sugiyono menambahkan, seminggu lalu empat warga RW 02 terserang demam berdarah dengue. Mereka menduga penyebab dari semua itu adalah dibukanya kembali TPA Cicabe. Endang mengungkapkan, sejak awal warga RW 06 menolak dibukanya kembali TPA Cicabe. Akan tetapi, karena warga dari 13 RW lainnya setuju, maka warga RW 06 tidak dapat berbuat banyak. Bahkan, tidak ada tembusan apa-apa ke warga, tiba-tiba pembuangan sampah sudah berlanjut, kata Endang. Awan Gumelar, Direktur Utama Perusahaan Daerah Kebersihan Kota Bandung, mengatakan, pembuangan sampah ke TPA Cicabe tetap akan dilakukan hingga TPA di Citatah siap pakai. Awan menjelaskan bahwa sampah yang dibuang ke TPA Cicabe rata-rata mencapai 2.500 meter kubik per hari. Adapun truk yang beroperasi berkisar 60 hingga 70 unit per hari. (d07) Post Date : 13 Februari 2006 |