Sumur Warga Sudah Mengering

Sumber:Pikiran Rakyat - 02 September 2007
Kategori:Air Minum
MAJALENGKA, (PR).-Beberapa desa di dua kecamatan di Majalengka, masing-masing Bantarujeg dan Kertajati, mengalami krisis air bersih. Di dua kecamatan ini, pada Sabtu (1/9), sumur warga sebagian besar telah mengering.

Di Bantarujeg yang mengalami krisis air bersih adalah Desa Bantarujeg dan Babakansari. Sumur milik warga sudah lama mengering, sedangkan pasokan air bersih yang biasanya dialirkan dari sumber air Mananti kini terpaksa harus berebut dengan warga Padarek dan Margajaya serta Kampung Cisalak.

Menurut Camat Bantarujeg, H. Kartawijaya, debit air yang dialirkan dari Mananti kini tidak mampu memenuhi kebutuhan di dua desa karena harus berebut dengan warga desa lain yang dilintasi pipa air untuk ke Bantarujeg.

Menurut Kartawijaya, aliran air dari Mananti sering tersendat karena airnya digunakan untuk daerah lain, sedangkan air sumur sebagian sudah mengering. Kalaupun ada air sumur, hanya bisa diambil pada pagi hari. Itu pun hanya bisa untuk mandi dan memasak.

Sementara untuk kebutuhan mencuci harus menggunakan air sungai. Namun, air sungai pun tidak bisa diandalkan karena surut sehingga pada siang hari airnya kotor bercampur lumut, ungkap Kartawijaya.

Akibat air sungai yang kotor, warga tidak bisa mencuci pakaian setiap hari. Pakaian yang kotor terpaksa ditumpuk beberapa hari. Jika melihat di sungai ada air, warga pun berebut untuk mencuci pakaian.

Lima desa

Kesulitan air bersih terjadi juga di Kecamatan Kertajati. Di Kecamatan ini, desa yang kekurangan lebih banyak mencapai lima desa, masing-masing Desa Palasah, Kertasari, Kertajati, Pasiripis, dan Mekarjaya.

Menurut Camat Kertajati, Nunung Nursiwanjaya, kekeringan di wilayah ini tidak hanya menimpa areal pertanian. Warga juga sudah beberapa hari sulit memperoleh air bersih untuk mandi, cuci, dan minum. Sebagian sumur warga sudah hampir sebulan tidak mengeluarkan air.

"Warga di sana yang kesulitan air bersih ikut ke rumah penduduk lain yang masih memiliki cadangan air di sumurnya," ungkap Nunung.

Anehnya, tutur camat, sumur pantek, yang biasanya mampu mengeluarkan air di saat musim kemarau, sudah dua tahun ini tidak bisa digunakan akibat tidak ada cadangan air bawah tanah.

Di beberapa wilayah di Kecamatan Kertajati, kesulitan air tidak hanya air bersih, sungai-sungai yang melintasi pinggiran perkampungan pun ikut mengering.

"Ada beberapa desa yang tidak dilintasi sungai sehingga jangankan air bersih, air kotor pun tidak ada," ungkap Nunung yang berharap ke depan pemerintah bisa membuat beberapa embung-embung di tiap desa sebagai cadangan air.

"Kalau ada embung, diharapkan warga tidak terlalu kesulitan air di saat musim kemarau panjang." ungkapnya.

Warga yang mengalami kesulitan memperoleh air bersih, sebenarnya sudah mengirim permohonan ke PDAM. Namun, sampai akhir Agustus lalu, PDAM belum memberi tanggapan. (C-30)



Post Date : 02 September 2007