|
Bantul, Kompas - Dampak musim kemarau semakin parah. Ratusan sumur warga di daerah perbukitan di Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, selama tiga bulan terakhir kering kerontang. Di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, warga di 33 desa sudah kesulitan air, sementara debit air Sungai Lekopaccing yang menjadi sumber air baku Perusahaan Daerah Air Minum Makassar, Sulawesi Selatan, sudah berkurang 40 persen. Di Bantul, setiap hari warga harus turun bukit mengambil air dari sumur lain untuk mencukupi kebutuhan minum sekeluarga. Hal itu disebabkan pasokan dari PDAM tak lagi datang. Daerah kekeringan itu meliputi empat kecamatan, yakni Imogiri, Pleret, sebagian Pundong, dan Jetis. Kekeringan juga menyebabkan lahan pertanian di daerah itu tak dapat ditanami, kecuali palawija, itu pun di lahan tertentu. Sunardi (51), warga Dengkeng, Wukirsari, Imogiri, Bantul, mengatakan, sumur-sumur yang dalamnya 11-14 meter itu kini kering hingga terlihat dasarnya. Di Dusun Jangkang, Imogiri, sumur warga juga sudah mengering. Sugiyo (28), Selasa (5/8), menyatakan, air hanya didapati di daerah lembah dan warga harus menempuh jarak 3-4 km untuk mengambil air. Selama ini PDAM Bantul menyuplai air bersih ke penduduk dusun di perbukitan itu, setidaknya dua hari sekali. Namun, sejak pekan lalu pasokan itu berhenti karena bantuan dari donatur sudah tidak ada lagi. Direktur PDAM Bantul Agung Darmadi mengatakan, pihaknya sedang mengupayakan pengedropan air lagi ke masyarakat. "Kami juga memikirkan memperdalam sumur-sumur warga, tetapi belum bisa menentukan kapan waktunya," ujarnya. Di Pamekasan Setidaknya 33 desa di 10 kecamatan dari 13 kecamatan di Pamekasan, Madura, Jawa Timur, kini kesulitan air bersih. Untuk mendapatkan air, warga mengandalkan kiriman dari PDAM Pamekasan. Tempat pengambilan air bersih dari PDAM dipenuhi pengantre sejak pagi. Jumainah (32), warga Dusun Kotasek, mengatakan, kesulitan air bersih selalu terjadi setiap musim kemarau. Namun, penyaluran air bersih PDAM tidak pernah cukup untuk memenuhi kebutuhan warga. Direktur Teknik PDAM Pamekasan Nordjaman mengatakan, ada 33 desa di 10 kecamatan di Pamekasan yang kesulitan air bersih pada musim kemarau ini. "Itu meningkat 25-50 persen dibandingkan tahun lalu," ujarnya. Sungai Lekopaccing Dari Makassar dilaporkan, debit air Sungai Lekopaccing di Kabupaten Maros, salah satu sumber air baku PDAM Kota Makassar, saat ini berkurang hingga 40 persen. Akibatnya, produksi air di Instalasi Pengolahan Air (IPA) Panaikang juga menurun. Kepala Humas PDAM Kota Makassar M Jufri Sakka mengatakan, gejala penurunan debit air Sungai Lekopaccing mulai terjadi Juli lalu. Kalau saat normal, produksi air di IPA Panaikang sekitar 1.000 liter per detik, sekarang tinggal 50-60 persen. Kekeringan yang makin parah membuat para petani sayur di Riau Silip dan Belinyu, Kabupaten Bangka, rugi karena tanaman mereka mati kekeringan. Badan Meteorologi dan Geofisika Raden Intan II Lampung menyatakan, awal September merupakan puncak musim kemarau di daerah itu. Iklim di Lampung memasuki tahapan sangat ekstrem. (NIT/APA/REN/ECA/HLN) Post Date : 06 September 2006 |