Sumur-sumur di Tambaklorok Ditutup

Sumber:Suara Merdeka - 15 September 2007
Kategori:Air Minum
SEMARANG- Lantaran keruh dan terkontaminasi air laut, hampir seluruh sumur di wilayah Tambaklorok dan Tambakmulyo, Kelurahan Tanjungmas, Semarang Utara saat ini ditutup. Sedangkan untuk mencukupi kebutuhan air bersih, warga harus membayar mahal karena sebagian warga membangun sumur artetis senilai Rp 40 juta.

Air sumur itu kemudian dijual kepada warga sekitar.

Sementara itu, tiap rumah terpaksa mengadakan instalasi meteran Rp 150.000 dan berlangganan bulanan agar air tetap bisa mengalir ke rumah-rumah mereka.

''Semua sumur di sini sudah ditutup. Airnya bau, berwarna hitam, dan asin. Jadi, sama sekali tak bisa dipakai untuk keperluan sehar-hari, apalagi diminum,'' kata Ainiyah warga Jl Puspanaga RT 2 RW 13 Tambaklorok.

Dia menceritakan, warga mulai meninggalkan sumur sejak 1980-an dan membeli air bersih yang dijual keliling. Itupun, lanjut dia, harus diambil di tempat cukup jauh. Sejak sebagian warga mendirikan sumur artetis, mereka beralih berlangganan mingguan.

Harga air bersih, kata Aini, bervariasi antara Rp 2.500-Rp 3.500 per meter kubik (m3). Pemakaian disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing. Dalam seminggu, istri Setyo Budiono, Ketua RT 2 itu, setidaknya menghabiskan 4 m3 atau sekitar Rp 10.000. ''Tiap bulan bayar air sampai Rp 40.000. Belum lagi tagihan listrik Rp 50.000,'' terangnya.

Widodo, salah seorang pemilik sumur mengaku sangat sulit mendapatkan air bersih di kampung itu. Untuk membangun satu sumur sedalam 90 meter dia terpaksa merogoh kocek Rp 40 juta. Agar air terus mengalir, dirinya memanfaatkan pompa yang menggunakan daya listrik. Setiap bulan dia harus membayar listrik Rp 400.000.

''Pipanya saja Rp 700.000 sampai Rp 800.000,'' tambahnya.

Dia mengatakan, penduduk membayar air yang dialirkan ke rumah-rumah mereka. Karena itu, pihaknya harus bertoleransi dengan harga. Kadang-kadang ada warga yang nunggak membeli air bersih. (H12, H9-56)



Post Date : 15 September 2007