Sumur Liar di Sudirman-Thamrin Harus Diteliti

Sumber:Kompas - 23 April 2008
Kategori:Air Minum

Jakarta, Kompas - Kehadiran sumur-sumur di dalam kawasan gedung sepanjang Jalan Jenderal Sudirman dan Thamrin, Jakarta Pusat, serta Rasuna Said atau Kuningan, Jakarta Selatan, hingga kini belum terdeteksi dengan baik.

”Tidak mustahil banyak pengelola gedung tinggi yang memiliki sumur dengan kedalaman melebihi ketentuan dan tanpa izin. Izinnya dua sumur dalam, tetapi kenyataannya bisa ada tiga atau empat sumur dalam,” kata Wakil Ketua Komisi D Bidang Pembangunan DPRD DKI Jakarta Muhayar, Selasa (22/4), menanggapi penggunaan air tanah berlebihan di kawasan itu sehingga terjadi penurunan permukaan tanah atau ambles.

Pantauan penurunan tanah dengan monometer, kata Muhayar, jangan hanya sebagai simbol semata. Namun, harus memberi hasil dan diketahui oleh publik.

Menurut dia, penyedotan air tanah tanpa izin merupakan kejahatan lingkungan. Maka, Pemprov DKI harus tegas menutup sumur dalam dan tidak berizin. Selain itu, juga memberi denda kepada pengelola dan pemilik gedung tiga kali lipat dari tarif pajak air tanah. ”Pelakunya harus dipenjarakan,” ungkap Muhayar.

Sarinah

Secara terpisah, Direktur Utama PT Sarinah (Persero) Ketut Arnaya mengakui, pelataran parkir dari gedung Sarinah yang dibangun tahun 1962 berlantai 15 ini sejak tahun 2007 menurun 2 hingga 3 sentimeter. Penyebab penurunan, kata Ketut, karena kondisi alam di mana terjadinya penyedotan air tanah di kawasan Jalan Thamrin dan sekitarnya. Namun, penyedotan air tidak sampai berdampak pada bangunan induk. ”Dari hasil penelitian, gedung utama kami aman,” kata Ketut.

Menyinggung jumlah sumur dalam di kawasan gedung Sarinah, Divisi Persewaan dan Pemeliharaan PT Sarinah Hary Mulyawan mengatakan, Sarinah memiliki dua sumur dalam dengan kedalaman sekitar 40 meter. Namun, sejak lima tahun terakhir sumur dalam tersebut tidak lagi dioperasikan dan sudah ditutup.(PIN)



Post Date : 23 April 2008